Hepatitis

Lawan Hepatitis: Ketahui, Cegah, dan Obati Hepatitis

Hepatitis dikenal sebagai ‘silent killer’ karena umumnya tidak ada gejala. Akibatnya, banyak orang tidak menyadarinya.

Menjaga kesehatan liver untuk terhindari dari hepatitis. Foto: Ekaterina Dorozhkina/istock photo

apahabar.com, JAKARTA –  Hepatitis dikenal sebagai ‘silent killer’ karena umumnya tidak ada gejala. Akibatnya, banyak orang tidak menyadarinya.

Melansir American Medical Assosiation, hepatitis mengacu pada peradangan hati, yang merupakan organ vital yang memproses nutrisi, menyaring darah dan melawan infeksi.

“Jika seseorang jatuh sakit karena hepatitis, mereka perlu memeriksakan diri untuk antibodi dan konsultasi medis terlebih dahulu sebelum divaksinasi,” kata Dr PK Gupta, former president Indian Medical Association, Lucknow, dilansir dari Hindustan Times.

Kenali lebih dalam penyebab, gejala, cara mencegah dan pengobatan untuk hepatitis sebagai berikut.

Baca Juga: Hati-hati, Memaksa Anak Berpengaruh Buruk pada Kesehatan Mentalnya

Penyebab Hepatitis

Hepatitis adalah peradangan hati yang bisa disebabkan oleh berbagai hal, termasuk infeksi virus hepatitis (seperti hepatitis A, B, C, D, dan E), konsumsi alkohol yang berlebihan, obat-obatan tertentu, dan gangguan autoimun. Oleh karena itu, kesadaran tentang hepatitis dan pentingnya pencegahan serta perawatan yang tepat adalah hal yang sangat penting.

“Ketika Anda pertama kali terinfeksi hepatitis B, biasanya terlihat, sehingga Anda akan memiliki penyakit pencernaan dengan gejala seperti sakit perut, sakit kuning, muntah, atau demam,” jelas Lesley Miller, MD, direktur medis Grady Liver Clinic dan profesor kedokteran di divisi penyakit dalam umum Fakultas Kedokteran Universitas Emory, dilansir dari American Medical Assosiation.

“Bahkan dengan infeksi kronis, orang biasanya tidak mengalami gejala sampai penyakit hati mereka benar-benar parah, Anda bisa terkena hepatitis C selama 10, 20, 30 tahun dan tidak pernah memiliki gejala apa pun, bahkan saat mengembangkan jaringan parut di hati,” tambah Dr. Miller.

Gejala Umum Hepatitis

Berikut adalah beberapa gejala umum yang terkait dengan hepatitis, dikutip dari Health line:

1. Kelelahan dan lemah: Rasa kelelahan yang berlebihan dan kelemahan adalah gejala umum yang terjadi pada berbagai jenis hepatitis.

2. Nyeri perut: Terkadang, hepatitis dapat menyebabkan nyeri perut yang terlokalisasi di sekitar area hati.

3. Demam: Mungkin ada demam ringan hingga sedang yang menyertai infeksi hepatitis.

4. Mual dan muntah: Gejala ini bisa muncul pada beberapa jenis hepatitis.

5. Kehilangan nafsu makan: Seseorang dengan hepatitis mungkin mengalami kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan.

6. Kulit dan mata menguning (jaundice): Jaundice adalah tanda umum hepatitis yang menyebabkan kulit dan bagian putih mata menjadi kuning karena peningkatan bilirubin dalam darah.

7. Urin gelap: Urin dapat berwarna gelap atau seperti teh karena peningkatan bilirubin.

8. Tinja pucat: Feses dapat berwarna pucat atau abu-abu karena gangguan pada produksi empedu.

Baca Juga: 28 Juli Hari Hepatitis Sedunia, One Life One Liver

Mencegah Hepatitis

Mencegah hepatitis sangat penting karena hepatitis adalah penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada hati dan berpotensi menjadi kronis. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah infeksi hepatitis:

1. Vaksinasi: Vaksinasi adalah cara terbaik untuk mencegah beberapa jenis hepatitis. Pastikan Anda telah menerima vaksin hepatitis A dan B, terutama jika Anda berisiko tinggi terpapar virus, seperti para pekerja medis, traveler, atau orang yang memiliki hubungan seksual dengan mitra yang terinfeksi.

2. Praktik Kebersihan dan Higienis: Cuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir sebelum makan, setelah menggunakan kamar mandi, atau setelah kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi. Hindari berbagi sikat gigi, pisau cukur, dan peralatan pribadi lainnya yang bisa menyebabkan penularan virus hepatitis.

3. Hindari Alkohol Berlebihan: Konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan hepatitis alkoholik, yang dapat merusak hati secara serius. Batasi konsumsi alkohol Anda atau berhenti minum alkohol sepenuhnya, tergantung pada kebiasaan konsumsi alkohol Anda.

4. Gunakan Jarum dan Peralatan Medis yang Steril: Pastikan bahwa jarum dan peralatan medis yang digunakan untuk tato, tindikan, transfusi darah, atau perawatan medis lainnya adalah steril dan tidak terkontaminasi.

5. Praktik Seks Aman: Gunakan kondom dalam setiap hubungan seksual untuk mengurangi risiko penularan virus hepatitis B dan C.

6. Cermat dalam Menangani Makanan: Pastikan makanan Anda dimasak dengan baik, terutama daging dan produk susu. Hindari makan makanan mentah atau setengah matang yang berisiko tinggi mengandung virus hepatitis, seperti tiram mentah dan ikan mentah.

7. Perhatikan Kebersihan Air dan Sanitasi: Pastikan Anda minum air yang aman dan bersih. Jika Anda berada di daerah dengan kondisi sanitasi yang buruk, hindari air yang tidak dimasak atau tidak diawetkan dengan benar.

8. Cek Status Hepatitis Anda: Jika Anda berisiko tinggi terpapar virus hepatitis atau memiliki gejala yang mencurigakan, lakukan tes untuk memeriksa status hepatitis Anda. Semakin cepat Anda mengetahui status hepatitis Anda, semakin baik tindakan pencegahan yang dapat diambil.

Baca Juga: Mengenal Slow Living, Hidup Penuh Ketenangan untuk Kesehatan Mental

Pengobatan Hepatitis

Pengobatan untuk hepatitis akan sangat tergantung pada jenis hepatitis yang diderita, tingkat keparahan infeksi, dan kondisi kesehatan keseluruhan pasien. Berikut adalah beberapa informasi umum mengenai pengobatan untuk beberapa jenis hepatitis yang paling umum:

1. Hepatitis A:
Hepatitis A biasanya sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus. Biasanya, pasien diberikan dukungan untuk mengurangi gejala, seperti istirahat, mengonsumsi makanan sehat, dan menjaga asupan cairan yang cukup. Vaksin hepatitis A juga tersedia dan sangat efektif dalam mencegah infeksi.

2. Hepatitis B:
Untuk hepatitis B kronis, pengobatan dapat diberikan untuk mengendalikan replikasi virus dan mencegah kerusakan hati lebih lanjut. Obat-obatan antiviral seperti tenofovir dan entecavir sering digunakan untuk menekan virus hepatitis B dalam tubuh. Pemberian vaksin hepatitis B juga dianjurkan untuk mencegah infeksi pada orang yang belum terinfeksi.

3. Hepatitis C:
Pengobatan untuk hepatitis C telah mengalami kemajuan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Terapi antivirus langsung (direct-acting antiviral, DAA) sangat efektif dalam menyembuhkan hepatitis C. Jenis dan durasi pengobatan akan bergantung pada genotipe virus hepatitis C yang diderita. Dengan pengobatan yang tepat, tingkat kesembuhan yang tinggi dapat dicapai, bahkan pada kasus hepatitis C kronis.

4. Hepatitis D:
Hepatitis D sulit untuk diobati karena membutuhkan virus hepatitis B sebagai inang untuk berkembang. Oleh karena itu, pengobatan hepatitis D juga berfokus pada pengendalian virus hepatitis B dengan obat-obatan antiviral seperti yang disebutkan di atas.

5. Hepatitis E:
Untuk hepatitis E, pengobatan biasanya bersifat suportif, dengan fokus pada pemberian dukungan untuk meredakan gejala dan menjaga hidrasi tubuh yang baik. Kebanyakan kasus hepatitis E akut akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu.

Penting untuk diingat bahwa pengobatan hepatitis harus diawasi oleh profesional kesehatan yang berpengalaman, seperti ahli hepatologi atau spesialis penyakit infeksi. Pengobatan yang tepat dan tepat waktu dapat membantu mengurangi komplikasi dan merawat hati dengan lebih baik.

“Itulah mengapa sangat penting untuk dites karena orang mungkin berpikir bahwa jika mereka memilikinya, mereka akan tahu. Tetapi sebenarnya kebanyakan orang tidak memiliki gejala sama sekali, jadi satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes, ” papar Dr. Miller.

Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan atau khawatir tentang kesehatan hati Anda, segera hubungi profesional kesehatan untuk mendapatkan evaluasi dan diagnosis yang tepat.