Lantai Lembab, Dinding Jebol, Ular Masuk Kelas: Beginilah SDN Pengambangan 10 Bertahan

Lantai lembab, dinding jebol, bahkan kehadiran biawak dan ular di tengah jam pelajaran pemandangan akrab bagi murid dan guru di SDN Pengambangan Banjarmasin

Lantai lembab, dinding jebol, bahkan kehadiran biawak dan ular di tengah jam pelajaran menjadi pemandangan yang akrab bagi murid dan guru di SDN Pengambangan 10 Banjarmasin. Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN – Lantai lembab, dinding jebol, bahkan kehadiran biawak dan ular di tengah jam pelajaran menjadi pemandangan yang akrab bagi murid dan guru di SDN Pengambangan 10 Banjarmasin.

Sekolah yang berada di Jalan Simpang Pengambangan Nomor 288 RT 10, Kelurahan Pengambangan, Banjarmasin Timur, itu hanya bisa diakses melalui titian kayu sepanjang 500 meter di bantaran Sungai Martapura

“Kerusakan ini sudah berlangsung menahun. Sudah seperti ini sejak pertama saya bertugas di tahun 2022. Makin memburuk sejak dua tahun terakhir,” ujar Kepala SDN Pengambangan 10, Nor Alinah.

Di sekolah tersebut, alat pel menjadi barang wajib karena hampir tiap pagi lantai terendam air luapan sungai. Dari dua bangunan utama, hanya bangunan kelas 1, 2, 3, dan ruang guru yang masih layak karena pernah diperbaiki setelah dihantam puting beliung.

Sementara bangunan kayu untuk kelas 4, 5, dan 6 sudah lapuk. Salah satu dinding kelas bahkan bolong, menjadi jalan masuk ular dan biawak.

“Pernah ular masuk ke perpustakaan, kulitnya masih ada sampai sekarang di plafon,” ucap Nor Alinah.

Tak hanya dari sisi keamanan, kondisi ini juga berdampak pada jumlah murid baru. Tahun ajaran 2025/2026, sekolah hanya menerima 11 siswa dari kuota 28 murid.

“Padahal capaian akademik kami bagus. Dari enam indikator penilaian pendidikan, semuanya hijau kecuali keamanan,” kata Nor Alinah lirih.

Para guru sempat berinisiatif memperbaiki kerusakan kecil dengan dana pribadi, namun bangunan tetap cepat rusak karena sering terendam.

“Harapan kami, pondasi bisa ditinggikan agar air tidak masuk kelas, dan bangunan kayu diganti agar anak-anak belajar lebih nyaman,” pintanya.

Menanggapi hal ini, Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan Banjarmasin, Ibnul Qayyim, mengaku sudah mengusulkan perbaikan.

“Perencanaannya masuk APBD-Perubahan 2025. Fisiknya dikerjakan 2026, sesuai kemampuan keuangan pemko,” jelasnya.

Meski harus menunggu, Nor Alinah berharap kondisi sekolahnya tidak semakin memburuk. “Kami hanya ingin murid-murid belajar dengan tenang, tanpa harus ketakutan melihat ular,” tutupnya.