Religi

Langkah Menuju Tobat yang Mengantarkan Pembunuh ke Surga

apahabar.com, JAKARTA – Allah SWT memberikan ampunan yang seluas-luasnya kepada umat manusia, selama mereka yag berdosa…

Ilustrasi. Foto-Net

apahabar.com, JAKARTA – Allah SWT memberikan ampunan yang seluas-luasnya kepada umat manusia, selama mereka yag berdosa mau bertobat dengan tobat nasuha dan sejauh dosa yang dilakukan bukan kategori menyekutukan Allah SWT.

Kisah berikut ini sangat populer dan banyak diriwayatkan dalam buku hadits. Dikutip dari buku Haramnya Darah seorang Muslim karya Ustaz Yazid seperti dilansir khazanah.republika.co.id, Rasulullah SAW menjelaskan kisah seorang bani Israil yang membunuh 100 jiwa lantas diterima tobatnya.

Dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sunan al-Khudri RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ رَجُلٌ قَتَلَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا فَسَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ، فَدُلَّ عَلَى رَاهِبٍ ، فَأَتَاهُ فَقَالَ : إِنَّهُ قَتَلَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ ، فَقَالَ : لا، فَقَتَلَهُ فَكَمَّلَ بِهِ مِائَةً ثُمَّ سَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الأَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ عَالِمٍ ، فَقَالَ : إِنَّهُ قَتَلَ مِائَةَ نَفْسٍ فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ ؟ فَقَالَ : نَعَمْ، وَمَنْ يَحُولُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ التَّوْبَةِ ، انْطَلِقْ إِلَى أَرْضِ كَذَا وَكَذَا ؛ فَإِنَّ بِهَا أُنَاسًا يَعْبُدُونَ اللَّهَ فَاعْبُدْ اللَّهَ مَعَهُمْ وَلا تَرْجِعْ إِلَى أَرْضِكَ فَإِنَّهَا أَرْضُ سَوْءٍ. فَانْطَلَقَ حَتَّى إِذَا نَصَفَ الطَّرِيقَ أَتَاهُ الْمَوْتُ ، فَاخْتَصَمَتْ فِيهِ مَلائِكَةُ الرَّحْمَةِ وَمَلَائِكَةُ الْعَذَابِ ،فَقَالَتْ مَلَائِكَةُ الرَّحْمَةِ : جَاءَ تَائِبًا مُقْبِلا بِقَلْبِهِ إِلَى اللَّهِ ، وَقَالَتْ مَلائِكَةُ الْعَذَابِ إِنَّهُ لَمْ يَعْمَلْ خَيْرًا قَطُّ ،فَأَتَاهُمْ مَلَكٌ فِي صُورَةِ آدَمِيٍّ فَجَعَلُوهُ بَيْنَهُمْ ، فَقَالَ : قِيسُوا مَا بَيْنَ الأَرْضَيْنِ فَإِلَى أَيَّتِهِمَا كَانَ أَدْنَى فَهُوَ لَهُ ،فَقَاسُوهُ فَوَجَدُوهُ أَدْنَى إِلَى الأرْضِ الَّتِي أَرَادَ ، فَقَبَضَتْهُ مَلائِكَةُ الرَّحْمَةِ

“Dulu pada zaman sebelum kalian, ada seseorang yang telah membunuh 99 orang, kemudian ia mencari orang yang paling pandai di muka bumi ini, maka ditunjukkan kepadanya seorang pendeta (ahli ibadah). Lalu ia segera mendatanginya dan dikatakan kepadanya, ‘Sesungguhnya ia sudah membunuh 99 orang, apakah ia masih mempunyai kesempatan untuk bertaubat?’

‘Tidak’, jawab si pendeta. Maka orang itu pun membunuh pendeta tersebut sehingga ia menggenapkan orang yang dibunuhnya menjadi 100 orang.

Setelah itu ia kembali mencari orang yang paling pandai di muka bumi, hingga ditunjukkan kepadanya seorang alim. Lalu dikatakan kepadanya, ‘Sesungguhnya ia sudah membunuh seratus orang, apakah ia masih mempunyai kesempatan untuk bertaubat?’

Orang alim itu menjawab, ‘Iya. Siapakah yang dapat menghalangi antara dirinya dengan taubatnya? Berangkatlah engkau ke suatu tempat (negeri), sesungguhnya di sana terdapat orang-orang yang beribadah kepada Allah SWT. Karena itu, beribadahlah dirimu bersama mereka, dan janganlah engkau kembali lagi ke negerimu, sebab itu adalah negeri yang jelek’.

Maka, ia pun berangkat. Namun sampai setengah perjalanan, ia menemui ajalnya Maka Malaikat azab dan Malaikat rahmat berselisih pendapat mengenai orang itu. Malaikat rahmat berkata, ‘Ia telah datang dalam keadaan bertaubat, dan dengan hatinya ia telah bertolak menuju Allah SWT. Sedangkan Malaikat azab berkata, ‘Sesungguhnya ia belum pernah berbuat kebaikan sama sekali!’

Kemudian mereka didatangi Malaikat dalam wujud seorang manusia, kemudian mereka menjadikan Malaikat ini sebagai penengah di antara mereka. Maka, Malaikat itu berkata, ‘Ukurlah jarak antara kedua daerah itu! Maka, ke daerah mana ia lebih dekat kepadanya, itulah yang menjadi bagiannya’. Maka mereka pun melakukan pengukuran hingga akhirnya mereka mendapatkannya lebih dekat dengan daerah yang ditujunya, lalu ia pun diambil oleh Malaikat rahmat.” (HR Bukhari dan Muslim).

Apabila seorang pembunuh bertobat dengan taubat yang ikhlas, taubat yang tulus dan benar, maka berdasarkan tekstual ayat. Allah SWT akan mengampuninya. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT:

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًا يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Dan (para ibaadurrahmaan, hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih adalah) orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barangsiapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat, (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Mahapengampun, Mahapenyayang.” (QS Al Furqan: 68-70).(Rep)

Editor: Aprianoor