Kalteng

Lamandau-Jateng Teken Kesepakatan Percepatan Transmigrasi

apahabar.com, NANGA BULIK – Pemerintah Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menandatangani…

Ilustrasi transmigrasi.Foto-Antara

apahabar.com, NANGA BULIK – Pemerintah Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menandatangani nota kesepakatan dan perjanjian kerja sama pola sharing APBD, terkait dengan pembangunan kawasan transmigrasi di Satuan Permukiman (SP) Kahingai Kecamatan Belantikan Raya, Lamandau.

“Penandatanganan ini dilakukan Kepala Dinas Transmigrasi Jateng, Wika Bintang dan saya sendiri atas nama Pemerintah Lamandau,” kata Bupati Lamandau, Hendra Lesmana di Jakarta dihubungi dari Nanga Bulik, Jumat (7/12).

Ia menjelaskan penandatanganan itu menjadi dasar bagi Provinsi Jateng untuk melakukan pembangunan permukiman transmigrasi di Kahingai, Lamandau, dengan alokasi dana dari APBD Jateng.

Sementara itu pada 2019, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), juga akan mengalokasikan anggaran untuk pembangunan permukiman transmigrasi di Kahingai untuk transmigran lokal sebanyak 50 kepala keluarga (KK).

“Dengan adanya MoU (memorandum of understanding) tersebut, praktis program nasional transmigrasi sudah bisa dimulai, dan tahun 2019 di Lamandau Kementerian PDTT akan menempatkan transmigran sebanyak 150 KK dan transmigran lokal 50 KK,” jelasnya.

Hendra menegaskan pembangunan transmigrasi pola sharing APBD daerah asal, merupakan sejarah bagi Kalimantan Tengah dan Lamandau.

Pada 2019 hanya ada dua kabupaten tujuan program ini yakni Lamandau dan Bulungan, Kalimantan Utara.

Setelah penandatanganan nota kesepakatan itu, Hendra yakin bahwa transmigrasi dengan pola SP Pugar atau konsep Satuan Permukiman Pemugaran (Pugar), yakni permukiman penduduk setempat yang dipugar menjadi satu kesatuan permukiman baru, masyarakat lokalnya dapat maju atau bahkan lebih seperti warga transmigrasi pada umumnya.

“Saya berharap program transmigrasi dengan pola Pugar yang berbeda dengan transmigrasi konvensional pada umumnya, bisa berkontribusi memajukan daerah, dan masyarakat lokal pun bisa maju seperti transmigrasi atau bahkan bisa lebih maju,” demikian Hendra.

Sumber : Antara
Editor : Aprianoor