Kalsel

Lagi! Banjir di Martapura Makan Korban, Nenek Tewas Tersetrum, Simak Kronoligisnya

apahabar.com, MARTAPURA – Banjir yang melanda sejumlah titik di Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel)…

Jenazah nenek Saimah (75) saat dievakusi tim gabungan untuk di bawa ke RSUD Ratu Zaleha, Martapura, Jumat (17/12). Foto-apahabar.com/Istimewa.

apahabar.com, MARTAPURA – Banjir yang melanda sejumlah titik di Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) memakan korban jiwa, Jumat (17/12).

Seorang nenek, Saimah (75) tewas tersetrum saat banjir melanda kawasan Jalan Cempaka, Gang Flamboyan, RT 03, RW 01, Kelurahan Jawa Laut, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar.

Tak hanya Saimah, sang tetangga Abdurrahim (41) juga tersetrum. Namun, beruntung nyawa Abdurrahim dapat selamat dari maut.

Saat itu, di lokasi kejadian sudah empat hari ini terendam banjir, sejak 14 Desember lalu.

Di dalam rumah korban di lantai satu, ketinggian banjir nyaris selutut orang dewasa atau sekira 30 sentimeter dari lantai.

Kepala UPT Damkar Banjar, Gusti Yudhi menjelaskan kronologis peristiwa, pada saat itu nenek Saimah yang penglihatannya sudah berkurang mau ke WC buang hajat.

“Dari keterangan cucu beliau, tiba-tiba mendengar teriakan neneknya minta tolong. Pada saat itu cucunya sedang di lantai atas tidak berani turun, takut ikut kesetrum,” ujar Yudhi kepada apahabar.com.

Lantas sang cucu juga ikut teriak meminta tolong, kemudian datang lah tetangga Abdurrahim yang berinisiatif mau menolong.

“Abdurrahim mencoba menolong juga ikut tersetrum. Petugas Damkar PSC, relawan, dan warga setempat saling berupaya menghubungi PLN untuk meminta pemadaman listrik, sehingga kedua korban dapat dievakuasi ke RS Ratu Zalecha Martapura,” papar Yudhi.

Beruntung, Abdurrahim masih selamat dari maut meskipun sempat tak sadarkan diri.

Di rumah sakit, Abdurrahim menceritakan setelah ia mendengar teriakan minta tolong langsung mendatangi dan mematikan KWH meter listrik.

“Saat saya sudah di dalam, posisi nenek Saimah sudah tertelentang di air, yang kelihatan cuma hidung saja. Langsung saya angkat beliau, air keluar dari telinga beliau,” ungkap Abdurrahim.

Abdurrahim sempat membacakan lafaz tahlil La ilaha illallah ke dua telinga nenek Sahimah.

“Setelah itu tiba-tiba saya ikut kesetrum juga, tubuh saya langsung lemah. Setelah saya sadar, saya teriak minta tolong namun warga sekitar tidak berani masuk ke dalam,” ucapnya.

Abdurrahim sempat merangkak menuju pintu depan lantaran badannya masih lemah, hingga akhirnya ditolong dan dibawa ke rumah sakit.

Sebelumnya, peristiwa serupa juga pernah terjadi, yang menewaskan dua orang ayah dan anak, di Murung Kenanga, Kecamatan Martapura pada 10 Februari 2020.

Pada saat itu, H Rasyidi (68), sedang memperbaiki kipas angin saat banjir menggenangi rumah, hingga akhirnya kesetrum dan sang anak Ainussyifa (43) yang mau menolong juga ikut kesetrum.