Nasional

Kyai Ma’ruf Ajak Tokoh Agama Ikut Berpartisipasi Tangani Covid

apahabar.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin mengajak tokoh agama Islam Indonesia untuk turut…

Wapres RI, KH Ma’ruf Amin. Foto-dok. Setwapres

apahabar.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin mengajak tokoh agama Islam Indonesia untuk turut serta menangani pandemi Covid-19. Ajakan itu disampaikan Kyai Ma’ruf dalam pertemuan virtual yang dilaksanakan Senin (12/7).

Pertemuan virtual itu mengangkat tema “Peningkatan Peran Ulama dan Tokoh Agama Islam dalam Mendukung Pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Covid-19”.

Di awal sambutannya, Kyai Ma’ruf mengaku bicara tidak hanya atas nama pemerintah tetapi juga sebagai sahabat dari para ulama dan kyai. Dia mengajak semua bersama-sama pemerintah menanggulangi bahaya Covid-19 yang menurutnya sudah sedemikian besar dan dahsyat.

“Saya menggunakan istilah bersama-sama, bukan membantu pemerintah tapi bersama-sama pemerintah. Karena menggulangi bahaya Covid ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah tapi tanggung jawab kita semua,” kata Ma’ruf.

Menanggulangi Covid-19 menurut Kyai Ma’ruf bukan hanya tanggung jawab kebangsaan dan kenegaraan, tetapi sekaligus tanggung jawab keagamaan. Karena itu, ulama juga diminta berperan aktif.

Kyai Ma’ruf kemudian bicara soal kasus Covid-19 yang makin membahayakan. Korban meninggal sudah banyak, begitu pula yang terpapar makin meningkat. Rumah sakit sudah banyak yang tidak bisa menampung pasien, belum lagi persoalan kekurangan oksigen dan lain-lain.

“Tenaga kesehatan yang wafat karena corona pertanggal 6 Juli 2021 telah mencapai 1000 lebih, tenaga dokter sebanyak 405 orang. Untuk jadi dokter itu tidak mudah, bukan setahun dua tahun, tetapi sekarang banyak yang menjadi korban, tenaga perawat 399 orang, 166 bidan, 43 dokter gigi, 32 tenaga ahli laboratorium dan seterusnya,” papar Ma’ruf.

“Selain itu juga ulama yang wafat dalam suasana Covid ini lebih dari 541 ulama, terdiri dari 451 laki-laki dan 90 perempuan. Ini juga kita merupakan kehilangan besar,” sambungnya.

Ditegaskan Kyai Ma’ruf, bahaya Covid-19 jelas dan nyata. Itulah sebabnya kenapa kemudian pemerintah melakukan PPKM darurat. Ini juga dipengaruhi laporan masih tingginya tingkat kepatuhan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan. Selain itu banyak yang belum mau ditesting, tidak mau diisolasi meski positif dan lain-lain.

“Apa yang dilakukan pemerintah sebenarnya menjaga umat dari bahaya COVID,” jelas Ma’ruf.

Karena itu, lanjut Ma’ruf, pemerintah mengajak ulama bersama-sama berperan aktif dalam mengatasi pandemi Covid-19.

“Suasana kita sudah cukup genting. Hari ini, kemarin kita termasuk paling tinggi yang tertular di dunia dari 22 negara, yang meninggal juga paling tinggi itu dirilis secara internasional,” sambungnya.