Kalsel

Kurangi Ketergantungan Batubara, Pemprov Kalsel ‘Lirik’ Investor Biodiesel

apahabar.com, BANJARMASIN – Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Selatan (Kalsel) yang telah ditetapkan,…

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalsel, Abdul Haris Makkie foto bersama usai menghadiri seminar ekonomi dan bisnis. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Selatan (Kalsel) yang telah ditetapkan, dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap sektor berbasis komoditas, khususnya batu bara.

“Tentunya, Pemprov Kalsel akan mendorong optimalisasi sumber pertumbuhan ekonomi baru,” ucap Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalsel, Abdul Haris Makkie kepada awak media, Jumat (5/7).

Dalam penjabaran misi ekonomi Kalsel, kata dia, terdapat sejumlah strategi yang dapat mendukung transformasi ekonomi tersebut. Diantaranya adalah pengembangan agrobisnis atau agroindustri untuk menjadikan Kalsel sebagai sentra pangan, pengembangan pariwisata unggulan menuju Kalsel sebagai destinasi wisata nasional.

“Juga pengembangan investasi bagi usaha kecil maupun besar serta peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat,” cetusnya.

Pemprov Kalsel juga mendorong percepatan proses hilirisasi industri melalui pengembangan kawasan industri.

Saat ini terdapat dua kawasan industri yang sedang dikembangkan yaitu Kawasan Industri Batulicin dan Kawasan Industri Jorong. Kedua kawasan ini masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN).

Sejalan dengan upaya hilirisasi industri tersebut, khususnya yang berbasis minyak kelapa sawit (CPO), pihaknyaberpandangan bahwa biodiesel dan biofuel berpeluang besar untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan.

Hal ini didukung oleh kesediaan bahan baku dari perkebunan kelapa sawit di Kalsel maupun daerah yang berbatasan dengan Kalsel, yang relatif tersebar luas.

Program pemerintah pusat yang terus mendorong penerapan B2O hingga B30, tambah dia, menjadi peluang agar terus dikembangkannya biodiesel di Kalsel.

“Saat ini, sudah ada satu perusahaan di Kalsel yang memproduksi biodiesel. Dengan peluang biodiesel yang prospektif, kami membuka kesempatan bagi pelaku usaha untuk berinvestasi mendirikan pabrik biodiesel di Kalsel,” tegasnya.

Selain biodiesel, Kalsel juga terbuka terhadap berbagai macam investasi, khususnya yang sejalan dengan prioritas pembangunan daerah. Diantaranya pengembangan agrobisnis atau agroindustri untuk menjadikan Kalsel sebagai sentra pangan.

Bentuk dukungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terhadap pengembangan agrobisnis dan agroindustri, salah satunya adalah melalui pelaksanaan program peremajaan tanaman kelapa sawit rakyat.

Pada 2019, target Iahan yang diremajakan di Kalsel seluas 4.728 hektar, meliputi Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu, Tanah Laut dan Tapin. Dengan peremajaan ini, produktivitas tanaman kelapa sawit diharapkan meningkat.

Baca Juga: Kerajaan Aceh Berperan Besar Terhadap Perkembangan Haji di Banjarmasin

Baca Juga: Gathering Lansia Tangguh Banjarbaru, Ini yang Dibahas

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Syarif