Kalsel

Kumpulkan Benih, Adaro Bertekad Selamatkan Hutan Kalimantan

apahabar.com, BANJARMASIN – Tak cuma fokus menambang, PT Adaro Indonesia rupanya juga konsen pada program pasca-tambang…

Tak cuma fokus menambang, PT Adaro Indonesia sebagai perusahaan tambang batu bara terbesar kedua di Indonesia itu rupanya juga konsen pada pengelolaan pasca-tambang dan area reklamasi. Foto: Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Tak cuma fokus menambang, PT Adaro Indonesia rupanya juga konsen pada program pasca-tambang dan pengelolaan area reklamasi.

Perusahaan tambang terbesar kedua di Indonesia itu memiliki sejumlah langkah besar. Antara lain, menyelamatkan benih tanaman hutan endemik Kalimantan.

Program itu bertajuk Eksplorasi Benih Tanaman Hutan Kalimantan. Sudah berjalan sejak 2012 lalu, Adaro bekerja sama dengan Balai Penelitian Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK), Banjarbaru, regional Kalselteng.

“Program ini menjadi pioneer perusahaan tambang di Kalimantan,” jelas Research and Development Section Head, pada QHSE Compliance PT Adaro Indonesia, sekaligus inisiator kegiatan, Fazlul Wahyudi, Kamis (05/12).

Kata dia, eksplorasi awal untuk pemenuhan bibit tanaman berkayu keras, seperti meranti dan ulin, yang bakal mengganti tanaman pendahulu di area reklamasi. "Tanaman seperti sengon dan akasia, mulai memasuki purna tugas, awalnya kita ingin memasukkan tanaman keras, untuk mengawali fase pergantian," ujarnya.

Namun, seiring waktu, kata Fazlul, kesadaran perlahan terbentuk. Bahwa pengumpulan benih tanaman itu, juga menyelamatkan keanekaragaman hayati Kalimantan.

Di alam terbuka, bibit tanaman yang tumbuh di lantai hutan tidak semua memiliki kesempatan tumbuh. Mereka mesti berebut nutrisi dan cahaya matahari untuk menunjang pertumbuhannya.

Sejak 2012 hingga sekarang, dari upaya pengumpulan benih yang sudah dilakukan, sedikitnya sudah terkumpul hingga 30 ribu bibit dari beragam jenis tanaman, seperti meranti dan ulin, serta beberapa jenis tanaman lahan basah.

Dalam konsep penataan zonasi area pascatambang, ungkap Fazlul, seperti termaktub dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL), serta dokumen mandatori pascatambang Adaro, ada empat zona di daratan dan perairan yang akan dibentuk. Yakni, Zona Pemanfaatan, Zona Penyangga, Zona Biodiversitas, dan Zona Wisata.

Empat zona tersebut, selain memiliki fungsi yang sudah ditetapkan, juga memiliki daya tarik lain, yakni ekowisata. Setiap zona, bakal bernilai wisata pendidikan, tempat studi kehutanan, hingga pengenalan tanaman endemik Kalimantan terlengkap.

"Nilai lebihnya, ini semua berada di atas lahan bekas tambang, sesuatu yang mungkin tidak pernah terbayangkan bisa dilakukan. Semacam arboeretuem atau tanaman koleksi," kata Fazlul mengakhiri. (Adv)

Baca Juga: Adaro Rehabilitasi Ribuan Hektare Lahan Kritis di Kabupaten Banjar

Baca Juga: Ini Upaya Adaro Menekan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Editor: Fariz Fadhillah