Pemilu 2024

Kubu Prabowo Jauh di Atas Angin, Berpotensi Konflik Besar Jika Kalah?

Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Boni Hargens menilai saat ini KKIR tengah berada di atas angin dengan bergabungnya Golkar dan PAN.

Golkar-PAN masuk KKIR. (Foto: apahabar.com/Aditama)

apahabar.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Boni Hargens menilai saat ini Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) tengah berada di atas angin dengan bergabungnya Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Namun, ia menilai hal tersebut malah bisa menjadi potensi yang mengundang konflik besar jika Prabowo kalah di Pilpres 2024.

"Tentu saja KKIR sedang berada di atas angin. Sangat berbahaya menurut saya jika konstelasi ini dibiarkan bertahan lama. Jika ternyata nanti 08 kalah dalam hitungan KPU, maka potensi konfliknya makin tinggi dibanding 2014 dan 2019," katanya kepada apahabar.com, Selasa (15/8).

Baca Juga: Pengamat: Partai Golkar Usung Prabowo hanya Langkah Pragmatis!

Pasalnya, ketika Prabowo kalah pada pertarungan Pilpres lalu, dirinya berani mengklaim menang dihadapan media dan seantero negeri. Apalagi jika sudah didukung oleh partai besar seperti Golkar dan PAN.

"Kaum nasionalis harus memikirkan masa depan bangsa ini. Kita tidak mencari presiden, ini bukan negara liberal. Kita mencari pemimpin sekaligus negarawan," tuturnya. 

Menurutnya, sikap asli seseorang tidak bisa berubah semudah itu, meski Prabowo sempat mengaku dapat banyak pelajaran dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: PAN Pastikan Prabowo Pilih Erick Thohir Jadi Cawapres

"Jangan pernah mengabaikan rekam jejak. Jangan melupakan sejarah. Siapa mereka di masa lalu itulah juga mereka di masa depan," pungkasnya.