Kualitas Udara Banjarbaru Pasca Karhutla Kini Diuji KemenLHK

Pengujian itu terhitung sejak Selasa (4/7) kemarin hingga Selasa (18/7) mendatang atau selama dua pekan. Serentak seluruh Indonesia. 

Potret Jalan A. Yani Km 28 Banjarbaru pada siang hari tampak berselimut kabut tipis pasca Karhutla beberapa waktu lalu. / Fida

apahabar.com, BANJARBARU - Kualitas udara Banjarbaru di uji Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK). 

Pengujian itu terhitung sejak Selasa (4/7) kemarin hingga Selasa (18/7) mendatang atau selama dua pekan. Serentak seluruh Indonesia. 

Kepala Bidang Penegakan Hukum dan Pemulihan Lingkungan di DLH Banjarbaru, Shanty Eka Septiani mengatakan, bahwa Banjarbaru menjadi salah satu Kota yang kualitas udaranya diuji langsung oleh KemenLHK. 

"Hasil pengambilan dari alat passive sampler ini akan diuji oleh KemenLHK. Datanya, akan dipakai sebagai indeks kualitas udara Banjarbaru tahun 2023," kata Shanty, Rabu (5/7). 

Banjarbaru sendiri katanya mendapat 4 alat passive sampler dari Kmenterian, dipasang di 4 kecamatan yakni Liang Anggang, Landasan Ulin, Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan. 

Adapun saat ini, dipastikannya kualitas udara Kota Idaman normal meski beberapa waktu lalu sempat terjadi kabut asap akibat Karhutla. 

Dikatakan normal, karena menurut data dari Air Quality Monitoring System (AQMS) yang dipasang di RTH Masjid Agung Al Munawwarah Banjarbaru. Indeks standar pencemaran udara masih berskala sedang, yang ditandai dengan warna biru. 

Jika hijau berskala baik, kuning berskala tidak sehat, merah berskala sangat tidak sehat dan hitam artinya berbahaya.

"Berdasarkan indeks standar pencemaran udara, kalau biru itu sedang. Untuk di Banjarbaru pada bulan ini (biru), karena alatnya dapat memperbarui data secara online," tuntasnya.

Baca Juga: Pembakar Lahan di Banjarbaru Ditahan, Terancam 5 Tahun Penjara