Kalsel

KSB ULM Banjarmasin Ulas isi Kampung Dayak Meratus

apahabar.com, RANTAU – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kampoeng Seni Budaya (KSB) ULM Banjarmasin menyambangi dan mengulas…

Ketua Adat dan tokoh adat berikan materi selayang pandang desa serta adat dan tradisi. Foto-apahabar.com/Muhammad Fauzi Fadilah

apahabar.com, RANTAU - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kampoeng Seni Budaya (KSB) ULM Banjarmasin menyambangi dan mengulas isi Kampung Adat Dayak Meratus di Desa Harakit, salah satu desa adat di Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin.

Lestari Budaya Lestari Banua, itulah semboyan yang melekat pada KSB. Kegiatan yang rutin dilakukan untuk pemantapan Angkatan Muda (AM). Makanya KSB melakukan observasi melalui AM untuk mengulas kesenian, kebudayaan, adat istiadat bahkan permasalahan desa dan abdi sekolah.

Dikatakan Damang (Ketua Umum) KSB Itrorizal Muzakir melalui Ketua Pelaksana Putri Elvira Puspa Rani, hasil observasi ini bakal dipublikasikan publik dalam artikel dihttps://kampoengsb.wordpress.com/.

Dengan visi ‘Melestarikan Kesenian dan Kebudayaan Tradisional Serta Mewujudkan Generasi Intelektual, Organisator, dan Akademisi', KSB yang saat ini berumur 11 tahun malang melintang melakukan observasi kesenian dan kebudayan tradisional khususnya yang ada di Kalimantan Selatan.

“Sesungguhnya warisan budaya merupakan identitas suku bangsa yang berbudaya, sumber inspirasi dan penguat jati diri bahkan sebagai sumber ekonomi,” ujar Damang KSB, lelaki berambut gondrong akrab disapa Itro.

Dikatakan Putri yang juga saat ini menjabat sebagai Kepala Departemen Pemberdaya Sumber Daya Organisasi (PSDO), tak mudah memang di sela sibuknya perkuliahan anggota melakukan persiapan selama 45 hari mulai dari survei tempat, kajian data dan mengharuskan mereka pergi pulang Banjarmasin Harakit.

“Pastinya sebelum melakukan kegiatan kita harus persiapan,” ujar Putri, mahasiswi semester 5 FKIP Teknologi Pendidikan ULM Banjarmasin.

Beragam kegiatan digelar di Desa Harakit atas izin masyarakat Adat. Selama 4 hari terhitung dari tanggal 21 sampai 24 November Anggota KSB mejadikan Balai sebagai basecamp dan tempat kegiatan sesekali beberapa warga datang menengok ngobrol sambil ngopi dan berbagi tembakau “Tak Kenal Maka Tak Sang,” imbuh Mahbob senior KSB disela sela percakapan ringan malam itu.

Dan terlihat pada siang hari 2 hari pengumpulan data, kawan-kawan KSB dengan leluasa ‘merayap’ di perkampungan melakukan observasi sembari bercakap tatap muka dengan tokoh juga masyarakat adat.

Mereka juga menggelar pertunjukan sederhana pada Jumat, (22/11) malam untuk hiburan masyarakat dengan suguhan musik panting tradisional. Juga ada tampilkan tari kreasi dan pertunjukan theater.

Antusias masyarakat terasa hangat duduk beralas terpal baik tua ataupun muda berkerumun berbaur dengan sebagian kawan-kawan KSB yang saat itu juga menyaksikan.

Sebaliknya di lain waktu masyarakat Adat membalas dengan menampilkan keseniannya salah satunya Musik ‘Kurung Kurung’ dan alunan bunyi khas ‘Sarunai’ beserta penjelasan akan makna setiap musik.

Masyarakat Adat pun memberikan informasi terkait Adat, Kesenian, Budaya dan Sejarah serta perkembangan perkembangannya. Tokoh adat pun terlihat memberikan materi baik dari masyarakat adat di wakili Ketua Adat adapun juga dari Dewan Adat Dayak Tapin yang disampaikan langsung oleh Ketuanya Kharliansyah.

Dengan tema ‘Membangun Generasi Muda Berkerakter dan Berbudaya’ pelaksanannya dirasa sukses oleh Putri. “Iya, adapun visi kami (KSB) adalah melestarikan kesenian dan kebudayaan tradisional serta mewujudkan generasi intelektual, organisator, dan akademisi,”

Adapun kesulitan kesulitan saat dilapangan sanggahi kegiatan kawan kawan KSB, diantaranya mengharuskan mereka naik turun gunung.

Terpantau juga mereka harus melakukan ritual melalui Panjuang Balian (Tokoh Adat) untuk ‘bapalas’ tempat saat persiapan kegiatan Malam Pembekalan AM oleh senior senior KSB di Bukit Tengkorak Desa Harakit.

Namun masalah itu tetap bisa teratasi dan berjalan khusu dan khidmat yang mana Aku Putri sebelumnya tak ada pemberitahuan bahwa kawasan bukit Tengkorak diselimuti hal hal mistis.

“Kesulitan yang paling berkesan mungkin mobil angkutan barang yang tak kunjung datang dari Banjarmasin. sehingga mengharuskan kami merepotkan warga sekali lagi. Teruntuk Hal mistis mungkin lumrah di kawasan sini dan pastinya kita selalu mematuhi pantangan pantangan oleh adat,” Aku Putri yang akrab disapa Putel Gadis asal Kapuas.

Bukan berarti tenggalam ataupun hampir punah, alasan kami menetapkan tempat ini adalah untuk mengulas lagi kesenian dan kebudayaan di desa Harakit ini dengan tujuan mengenal dan memperkenalkan lagi, terlebih sebagai bahan pembelajaran kami.

“Contoh kecilnya ada kawan kawan di ruang lingkup kampus yang masih belum tau bahwa ada Dayak di Tapin apalagi seluk beluk desa Harakit. Kemarin saat saya tanya kawan kawan. Di tambah lagi Kampung ini termasuk salah satu desa yang bakal tenggelam oleh Bendungan Tapin, mungkin nantinya hasil observasi kami sebagai daya tarik sendiri untuk masyarakat membaca artikel kami khususnya selayang pandang Desa, ” menurut Putri pribadi.

Di terangkan Putri Latihan Pemantap ini merupakan salah satu agenda tahunan, adapun agenda tahunan yang wajib laksanakan diantaranya aruh seni dan dienatalis jadi di acara itu kami menggelar pertunjukan yang biasanya dilaksanakan 3 hari dan dimalam terakhir kita selalu membawakan kesenian daerah salah satunya ‘Bajajapinan’ guna mengakrabkan kesenian daerah kepada kawan kawan. Selanjutnya tahun ini kita mengadakan festival teater modern, kita menjadi tuan rumah yang diikuti para penggiat seni di Kalsel.

“KSB sendiri mempunyai 5 Balai yaitu Balai Tari, Balai Musik, Balai Sastra, Balai Lakon dan Balai Seni Rupa dengan beragam fungsi dan kegiatan,” jelas Putri.

Untuk AM setelah latihan pemantapan ini, KSB berharap kader kader yang sebelumnya ditempa selama setahun bisa menjadi anggota penuh yang bisa menjalankan roda organisasi KSB dengan loyalitas dan totalitas “Kemudian AM semoga, bisa selalu menjalankan asas KSB ini yaitu asas kekeluargaan dan dapat menjalankan KSB ULM Banjarmasin semakin maju lagi dan bisa mengangkat budaya budaya khususnya yang ada di Kalimantan Selatan. Juga yang belum terekspos, mungkin,” harap Ketua Pelaksana mewakili KSB.

“Teruntuk masyarakat adat Harakit kami (KSB) mengucapkan banyak banyak terimakasih atas izin dan keramahtamahannya selama kami berkegiatan,” ujar Putri.

Masyarakat Adat, Pengurus Adat, Pengurus Desa juga Kepala sekolah SDN Desa Harakit mengatakan hal serupa bahwa intinya mereka senang atas kehadiran kawan kawan dari KSB.

Di akhir acara pada Minggu, Siang (24/11) di dalam Balai Adat, KSB gelar serimonial perpisahan dengan tokoh masyarakat sembari berikan cinderamata serta penghargaan ungkapan terimakasih dan foto bersama.

Baca Juga: Cerita Musala Hidayatul Selamat dari Kebakaran Hebat Kotabaru

Baca Juga: Siang Bolong, Tiga PSK Digaruk Satpol PP Banjarbaru

Reporter: Muhammad Fauzi Fadilah
Editor: Syarif