Kronologis Temuan Mayat Nenek Bersimbah Darah di Tabunganen Batola

Diduga menjadi korban pembunuhan, motif kematian seorang nenek di Desa Tabunganen Muara, Kecamatan Tabunganen, Barito Kuala (Batola), masih menjadi misteri.

Kematian seorang nenek berinisial SB (86) menggegerkan warga Desa Tabunganen Muara, Sabtu (13/1) pagi. Foto: Ilustrasi

apahabar.com, MARABAHAN - Diduga menjadi korban pembunuhan, motif kematian seorang nenek di Desa Tabunganen Muara, Kecamatan Tabunganen, Barito Kuala (Batola), masih menjadi misteri.

Korban berinisial SB ditemukan sudah tidak bernyawa dengan kondisi bersimbah darah di dalam rumah, Sabtu (14/1), sekitar pukul 06.00 Wita.

"Adapun mayat ditemukan saksi yang masing-masing berinisial UT, TI dan SY," ungkap Kapolres Batola AKBP Diaz Sasongko, melalui PS Kasi Humas Iptu Ma'rum, Minggu (14/1).

Awalnya UT dan TI datang ke rumah korban dengan maksud minta dipijat. Diketahui korban yang sudah berusia 86 tahun itu merupakan tukang pijat khusus perempuan di desa setempat.

Sesampainya di rumah korban, mereka langsung mengetuk pintu beberapa kali. Namun tidak terdengar jawaban dari dalam rumah.

Kemudian UT dan TI meminta tolong kepada SY yang tinggal tidak jauh dari rumah korban. Kebetulan SY juga merupakan kerabat korban.

Baca Juga: Diduga Dibunuh, Seorang Nenek di Tabunganen Batola Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Selanjutnya pintu rumah korban kembali diketuk, tetapi tetap tidak terdengar jawaban. Akhirnya mereka beranjak ke halaman belakang dan melihat jendela samping kiri dalam keadaan tidak terkunci.

Melalui jendela yang terbuka, terlihat kaki korban menjulur keluar dari tempat tidur yang ditutupi kelambu.

Seketika SY mencoba masuk dari pintu belakang, tetapi masih terkunci. Akhirnya dengan seizin SY, UT masuk ke rumah dengan memanjat jendela yang terbuka dan membuka kunci pintu belakang.

"Korban ditemukan sudah meninggal dunia dengan beberapa luka di wajah sebelah kanan, tangan kiri dan beberapa jari kiri, serta di perut," jelas Ma'rum.

Kejadian itu selanjutnya dikabarkan kepada warga sekitar, termasuk melapor ke Polsek Tabunganen untuk diproses lebih lanjut.

Dari tempat kejadian, polisi mengambil beberapa barang bukti seperti kelambu, kasur, bantal, guling, baju daster dan sarung. Semuanya memiliki tanda bercak darah.

"Sementara terkait motif pembunuhan, kami masih melakukan penyelidikan mendalam," tukas Ma'rum.

Kemudian dari hasil autopsi di RS Bhayangkara Banjarmasin sekitar pukul 19.00 Wita, kematian diperkirakan 18 jam sebelumnya.

Dengan demikian, diperkirakan pembunuhan terjadi antara pukul 01.00 hingga 02.00 Wita.

"Kebetulan dalam waktu bersamaan, turun hujan yang cukup lebat dan air pasang tinggi," tambah Kapolsek Tabunganen, AKP Andi Kohar, ketika dihubungi terpisah.

"Dalam kondisi sedemikian rupa, kemungkinan orang yang keluar rumah juga tipis. Imbasnya saksi yang melihat langsung kejadian tidak ditemukan," pungkasnya.