Kalsel

Kronologi Remaja Tewas di Air Terjun Kotabaru, Saksi Histeris Lihat Tasbih Korban

apahabar.com, KOTABARU – Tak cuma keluarga, tewasnya HP (19) di air terjun Mandin Marangsai, Desa Cantung…

Detik-detik korban sebelum jatuh ke dasar air terjun. Ia sempat meminta rekannya untuk mengambil foto dari kejauhan. Foto-Istimewa

apahabar.com, KOTABARU – Tak cuma keluarga, tewasnya HP (19) di air terjun Mandin Marangsai, Desa Cantung Kanan, Kecamatan Hampang, meninggalkan duka mendalam bagi para rekannya.

Berdasarkan informasi, korban dikenal sebagai remaja yang sangat jago berenang. Ia sering menyelam untuk memanah ikan sungai.

Namun di sisi lain, tokoh setempat meyakini di dasar air terjun terdapat lubang, atau pusaran air.

Korban diduga jatuh dan terperangkap di pusaran air itu. Terputar lalu pingsan, dan tidak bisa menyelamatkan diri.

Fakta lainnya, sebelum korban ditemukan, rekan-rekannya sempat berteriak histeris. Dari dasar air terjun muncul kalung tasbih milik korban, disertai darah.

Sebelumnya, Abduh, rekan korban bercerita. Jalan yang ditempuh untuk masuk ke air terjun lumayan jauh.

Rombongan memilih jalur air sebagai jalan pintas. Berjalan kaki, sungai tersebut mereka susuri hingga ke arah hulu. Saat di sungai itu lah mereka memilih berpisah.

“Siang Senin itu, saya bersama dengan korban, dan tiga orang teman saya pertama sampai di air terjun,” ujarnya kepada apahabar.com belum lama tadi.

Setelah sampai, mereka berfoto terlebih dahulu. Sementara, si korban dan seorang rekannya memilih untuk mandi ke sumber air terjun.

Sembari menunggu rekan lain, korban pergi ke pinggir air terjun untuk meletakkan telepon genggamnya. Satu temannya lagi terlihat sibuk mengambil lintah yang menempel di tubuh.

Sementara seorang rekannya asyik duduk di atas batu tepat di depan air terjun tersebut.

Nah, saat itu korban bersama seorang rekannya sempat meminta difoto dari jarak jauh.

Selesai memoto, seorang rekannya berenang menyeberang kembali ke arah pinggir dasar kolam air terjun.

Saat itu, mereka tak memerhatikan kalau si korban terjatuh ke sumber, atau kolam air terjun. Hanya satu dari mereka yang melihatnya.

“Saat itu, ada satu teman kami melihat tangan korban melambai, (seperti orang tenggelam) dari dasar kolam air terjun sesaat, lalu tidak muncul lagi,” terangnya.

Praktis, hal tersebut membuat mereka semua panik. Dalam kondisi demikian, tim yang lain tiba di lokasi air air terjun.

Masih dalam kondisi panik, semua pria yang ada di rombongan bergegas menceburkan diri ke air. Selama beberapa menit mereka mencari korban.

Perjuangan, atau pencarian terus dilakukan. Berselang kemudian, dari dasar air tiba-tiba keluar kalung tasbih milik korban disertai ceceran darah.

Lebih 15 menit, pencarian tak kunjung membuahkan hasil. Merasa lelah, tim pun memutuskan naik ke daratan karena air terjun dirasa sangat dingin.

Sembari berdiskusi, dua orang rekan korban mencari bantuan ke desa terdekat, dan pihak kepolisian.

Pencarian dilanjutkan. Tim dibagi menjadi dua. Sebagian ada yang mencari di sekitar air terjun. Sebagian lagi di kolam.

Sekitar pukul 01.00, seorang rekan korban akhirnya menemukan korban tepat berada di dasar air terjun dalam keadaan celana si korban tersangkut di patahan kayu.

Pertanyaan pun seakan terjawab. Akibat tersangkut itulah si korban tidak bisa muncul ke permukaan.

“Nah, saat itu rekan kami, Muhammad Arsyad berusaha menarik korban dari dalam air terjun, dan dievakuasi ke darat,” ujarnya.

Sampai di darat, tandu darurat dari kain sarung menyambut jasad korban. Jasad segera dilarikan ke parkiran sepeda motor, sekitar 2 kilometer dari lokasi kejadian melewati hutan dengan vegetasi rapat.

Dari parkiran itu proses evakuasi jasad dilanjutkan menggunakan sepeda motor lalu kemudian menggunakan sebuah pikap.

“Jadi, setelah sampai di Mapolsek Hampang, korban dibawa menggunakan mobil ambulans menuju rumah korban,” ujarnya.

Sampai di rumah duka, sekitar pukul, 15.00 wita jasad korban langsung dimakamkan di kawasan Desa Limbungan.

Penyelidikan sementara, polisi menduga korban tergelincir saat sedang berfoto di pinggir tebing mengingat batu di area sekitar sangat licin dan dipenuhi lumut.

"Jadi, teman-temannya kaget melihat korban itu tiba-tiba terjatuh ke air. Namun ditunggu sampai 20 menit korban tidak muncul," ujar Kapolres Kotabaru, AKBP Andi Adnan Syafruddin, melalui Kapolsek Hampang, Ipda Marjoko, seperti diwartakan sebelumnya.

Editor: Fariz Fadhillah