Krisis Angka Kelahiran, Jepang Bikin Acara Perjodohan Buat Para Jomblo

Jepang mencatat rekor kelahiran terendah di tahun 2022, yang mana kurang dari 800 ribu jiwa.

Jepang mencatat rekor kelahiran terendah di tahun 2022, yang mana kurang dari 800 ribu jiwa. Foto-Ilustrasi/net

apahabar.com, BANJARMASIN - Jepang mencatat rekor kelahiran terendah di tahun 2022, yang mana kurang dari 800 ribu jiwa.

Berdasarkan survey pada tahun 2018, sekitar 80% orang sebetulnya ingin menikah pada suatu saat nanti. Namun, sekitar 40% di antaranya tetap single karena mereka sulit untuk menemukan jodoh dalam hidupnya.

Berbagai upaya pun dilakukan pemerintah agar populasi manusia di Jepang tetap terjaga, salah satunya dengan menyelenggarakan acara perjodohan besar-besaran untuk para jomblo.

Menurut laporan dari Mainichi sekitar 400 pria hingga wanita lajang akan berkumpul di kota Nagakute, dalam salah satu event perjodohan terbesar yang digelar di Negeri Sakura pada musim gugur tahun ini.

Acara ini bukan sekadar menjodohkan para warganya untuk berpacaran, melainkan berorientasi pada pernikahan.

Bakal diselenggarakan pada Oktober 2023 di Nagakute’s Expo 2005 Aichi Commemorative Park secara gratis, pemerintah prefektur Aichi ditunjuk sebagai yang berwenang dalam penyelenggara tersebut.

Para jomblo yang layak jadi peserta harus berusia 20-30 tahunan dan bekerja, tinggal, atau belajar di Aichi.

Pada awalnya, mereka yang hadir akan disuguhi video pembelajaran yang menayangkan bagaimana berbincang yang baik dengan lawan jenis. Kemudian mereka juga dipisahkan dengan grup kecil dan diharapkan bisa menemukan jodoh idaman.

Untuk acara tersebut, pemerintah Aichi telah menyiapkan anggaran sekitar Rp800 juta.

"Dengan penurunan angka kelahiran, kami ingin membantu agar orang-orang memikirkan tentang pernikahan," jelas pemerintah Aichi.

Kaum jomblo ada yang tertarik ikutan nggak nih?