KTT G20

Kremlin Pastikan Putin Tidak Hadiri KTT G20 di Bali

Khawatir masalah keamanan, Presiden Rusia Vladimir Putin dipastikan tidak menghadiri KTT G20 yang digelar di Bali pada 15-16 November 2022.

Presiden Rusia, Vladimir Putin bersama Presiden Indonesia Joko Widodo di Istana Kremlin, Moskow, Rusia, 30 Juni 2022 (Foto: Antara)

Presiden Rusia Vladimir Putin dipastikan tidak hadir di KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022. Delegasi Rusia akan dipimpin menteri luar negeri Rusia Sergey Lavrov.

Demikian pernyataan Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, dikutip dari kantor berita Rusia TASS, Kamis (10/11/2022).

“Diputuskan bahwa Rusia akan diwakili oleh Sergey Lavrov di KTT G20,” bunyi pernyataan tersebut.

Baca Juga: Jelang Kedatangan Tamu Negara, Bandara Ngurah Rai Buka Posko G20

Hal senada juga disampaikan oleh Juru Bicara Kedutaan Besar Rusia di Jakarta Alexander Tumaykin. Alex mengkonfirmasi Putin tak bakal hadir di forum ekonomi tersebut.

"Saya bisa mengkonfirmasi bahwa Ketua Delegasi Rusia yang bakal hadir di pertemuan G20 adalah Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov," ujar Alex dalam pernyataan resmi, Kamis (10/11).

Lebih lanjut, ia mengatakan Putin kemungkinan bisa hadir secara virtual di KTT G20 itu.

Ketidak hadiran putin pada G20 juga disampaikan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

"Putin enggak hadir, dia (Putin) sudah menyampaikan akan mengirim menteri luar negerinya untuk datang," kata Luhut.

Efek Absennya Putin Bagi Indonesia

Ketidak hadiran Putin ini tentu membawa efek positif dan negatif bagi tuan rumah, Indonesia.

Menurut Pengamat dari lembaga think tank Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) Waffaa Kharisma mengatakan ketidakhadiran Putin, di satu sisi ringan pekerjaan Indonesia sebagai tuan rumah. Mengingat Putin tengah menjadi sorotan akibat aksi invasi pasukannya di Ukraina.

"Secara protokol, ini memang mempermudah sedikit urusan Indonesia sebagai penyelenggara acara," ujar Waffa.

Baca Juga: G20 Peluang Bagus untuk Yakinkan Investor ke Indonesia

Namun demikian absennya Putin juga membawa kerugian diplomasi bagi Indonesia. Apalagi selama ini Pemerintah Indonesia sering menyatakan niatnya untuk menjadi juru damai antara rusia dan Ukraina.

"Itu memukul agenda kepemimpinan Indonesia di G20. Tidak hanya untuk pemenuhan dan keberlanjutan agenda-agenda global yang diusung, tapi juga terlihat buruk bagi upaya Indonesia menjadi penengah," lanjut Waffa.

Alasan keamanan Jadi Sebab Absennya Putin

Mengutip laporan media oposisi Rusia, General SVR, mengungkapkan alasan keamanan yang menjadi alasan utama orang nomor satu di Rusia tersebut batal hadir di KTT G 20 Bali.

Hal senada juga disampaikan pengamat militer dan pertahanan asal Indonesia Connie Rahakundini Bakrie yang menilai alasan ketidak hadiran Putin karena masalah keamanan.

Baca Juga: Kain Tenun Gringsing Jadi Suvenir KTT G20

Kekhawatiran Kremlin terhadap keselamatan kepala negaranya apabila hadir di KTT G20 Bali cukup mendasar. Mengingat mayoritas anggota negara barat anggota G20 adalah mereka yang menjadi musuh Rusia.


Daftar Pemimpin Negara Hadir di KTT G20


Berikut daftar pemimpin negara yang akan hadir di KTT G20 di Bali:

1. Presiden AS, Joe Biden

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dipastikan hadir di KTT G20. Kehadiran Joe Biden disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Rencananya Biden sudah tiba di Bali pada 13 November setelah berkunjung ke Kamboja.

2. Presiden China, Xi Jinping


Presiden China Xi Jinping juga dipastikan kehadirannya. Hal itu disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi.

3. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau


Perdana Menteri (PM) Justin Trudeau menyatakan akan menghadiri KTT G20 di Bali. Rencana itu diumumkan Trudeau melalui laman resmi pemerintah Kanada pada Rabu (2/11).

4. Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak


Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak juga akan hadir di KTT G20 di Bali. Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno LP Marsudi, menyampaikan bahwa Sunak yang baru menjabat PM pada 25 Oktober lalu telah mengkonfirmasi kehadirannya.

5. Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol


Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol juga dipastikan hadir di KTT G20 di Bali. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat senior pemerintah negara itu.

6. Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa


Afrika Selatan dipastikan akan menghadiri KTT G20 di Bali pada 15-16 November mendatang.

7. Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud


Menteri Perdagangan Arab Saudi, Majid bin Abdullah Al-Qasabi menuturkan, kepala negara dan kepala pemerintahan negaranya, kemungkinan akan menghadiri KTT G20 di Bali.

8. Perdana Menteri Australia Anthony Albanese


Dikonfirmasi akan menghadiri KTT G20 di Bali pada 15-16 November mendatang.

9. Perdana Menteri Narendra Modi India


Kehadirannya sekaligus dalam rangka mengambil estafet Presidensi G20.

10. Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni


Akan menghadiri KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022 Italia demikian yang disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan,.

11. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga dikabarkan hampir pasti menghadiri langsung KTT G20 di Bali. Dikutip AFP, Erdogan mengaku juga akan mendiskusikan kelanjutan Kesepakatan Pasokan Gandum bersama Rusia di sela-sela KTT G20.

12. Presiden Argentina, Alberto Fernandez


Presiden Argentina Alberto Fernandez disebut akan menghadiri KTT G20 di Bali usai berkunjung ke Prancis. Menurut laporan kantor berita South Atlantic Merco Press, Fernandez akan terbang ke Indonesia setelah memenuhi undangan dialog di Paris, Prancis.

13. Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida


Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dilaporkan akan menghadiri KTT G20 di Bali. Kishida akan menghadiri G20 usai dari pertemuan KTT ASEAN di Kamboja.

14. Kanselir Jerman, Olaf Scholz


Kanselor Jerman Olaf Scholz juga dilaporkan akan menghadiri KTT G20 di Bali. Wakil Juru Bicara Pemerintah Federal Wolfgang Buchner mengatakan bahwa Scholz akan berpartisipasi di KTT G20 usai berkunjung ke Vietnam dan Singapura.

KTT G20 tahun ini berlangsung di tengah kekhawatiran global akibat krisis pangan dan kenaikan harga energi yang sebagian disebabkan oleh perang yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina.