Tak Berkategori

Kreatif, Pekerja Bangunan dari Karang Buah Batola Ini Ubah Tunas Kelapa Menjadi Bonsai

apahabar.com, MARABAHAN – Demam kerajinan kelapa bonsai, mulai memasuki Barito Kuala. Salah satunya diusahakan Arif, warga…

Belajar melalui YouTube, Arif berhasil mengembangkan kelapa bonsai di Desa Karang Buah Batola. Foto: apahabar.com/Bastian Alkaf

apahabar.com, MARABAHAN – Demam kerajinan kelapa bonsai, mulai memasuki Barito Kuala. Salah satunya diusahakan Arif, warga Desa Karang Buah di Kecamatan Belawang.

Banyak faktor yang membuat kelapa bonsai menjadi cepat berkembang di masyarakat. Salah satunya disebabkan bentuk unik dengan batok di permukaan.

Oleh karena maksimal setinggi 1 meter, kelapa bonsai juga dapat ditaruh di halaman yang tidak terlalu besar, di dalam rumah, hingga bahkan di atas meja.

Terlihat unik lantaran tidak seperti kelapa kebanyakan, bonsai kelapa memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Foto: apahabar.com/Bastian Alkaf

“Saya baru sekitar dua tahun terakhir menekuni pembuatan bonsai kelapa. Ternyata peminat tanaman hias ini cukup banyak,” ungkap Arif, Minggu (29/11).

Dipasarkan melalui Facebook Group dan situs jual beli Olx, kelapa bonsai termurah berbanderol Rp500 ribu dan termahal mencapai Rp2 juta.

Perbedaan harga itu disebabkan keunikan bentuk dan jenis kelapa yang dikerdilkan. Namun selayaknya karya seni, tingkat ketertarikan seseorang juga bisa membuat harga kelapa bonsai meningkat.

“Seluruh jenis kelapa bisa dijadikan bonsai. Mulai dari kelapa gading, gading kuning, gading hijau, hingga kelapa sayur. Namun yang termahal, dibuat dari jenis kelapa minion dari Banten,” jelas Arif.

Pembuatan kelapa bonsai sendiri terlihat sederhana. Hanya dibutuhkan botol air mineral bekas yang dipotong dan diisi air. Lalu batok kelapa dimasukan hingga terkena air di dalam botol tersebut.

Air itu berfungsi memancing agar batok kelapa bisa memunculkan tangkai. Setelah tangkai keluar, tak lama kemudian muncul akar.

Namun setelah akar muncul, proses pengkerdilan memasuki fase tersulit. Dibutuhkan ketelatenan merawat akar, membentuk batang dan batok, serta menjaga daun.

Itu belum termasuk memisahkan sabut dari batok kelapa dengan pisau. Andai tidak hati-hati, batok bisa pecah dan membuat harapan selama beberapa bulan menjadi sia-sia.

Kalau terlanjur pecah, pertumbuhan akar menjadi tidak kuat akibat penyerapan nutrisi kurang optimal. Imbasnya bonsai kelapa pun terancam cepat mati.

Agar tahan lama dan tak pecah setelah dikupas, batok kelapa dilapisi dengan cairan politur. Selanjutnya hal yang wajib dilakukan adalah penyiraman air setiap hari untuk menjaga kelembaban.

“Sekitar 3 sampai 6 bulan atau tergantung kekuatan akar, batok kelapa sudah dapat dipindahkan ke pot berisi tanah,” jelas Arif yang sebelumnya bekerja sebagai pekerja bangunan.

Demi hasil maksimal, dibutuhkan ketelanen menjadikan tunas kelapa menjadi berbagai bentuk bonsai. Foto: Istimewa

Kelapa bonsai yang telah berhasil dibentuk memiliki beragam jenis. Di antaranya semut menungging, lepas angin, gurita, alien, original dan semi original.

Sebelum berhasil mengembangkan kelapa bonsai, Arif sudah beberapa kali melakukan trial and error. Terlebih perantauan dari Ponorogo ini hanya memperoleh ilmu dari video YouTube.

“Awalnya melihat tanaman punya teman, tapi tidak boleh diminta. Kemudian saya membuka YouTube dan belajar sendiri. Tentu saja tidak langsung berhasil,” sahut pria kelahiran 15 Mei 1973 ini.

“Disamping kelapa bonsai, saya juga bereksperimen dengan sejumlah tanaman bunga, beringin bonsai, akar kariwaya dan pohon panggang. Semuanya dilakukan dengan okulasi dan stek,” tandasnya.