Kalsel

Kreatif, ISFI Banjarmasin Racik Anti Septik Cegah Corona

apahabar.com, BANJARMASIN – Di tengah mewabahnya virus Corona atau Covid-19, hand sanitizer pun menjadi barang langka. Kondisi…

Foto-Siswa ISFI Banjarmasin meracik cairan anti septik di tengah kelangkaan hand sanitizer yang diakibatkan merebaknya isu corona.

apahabar.com, BANJARMASIN - Di tengah mewabahnya virus Corona atau Covid-19, hand sanitizer pun menjadi barang langka.Kondisi demikian membuat Akademi Farmasi Insan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) Banjarmasin meracik cairan anti septik atau hand sanitizer.

Dosen Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Rahmadanilah mengungkapkan penyediaan cairan antiseptik ini untuk mengantisipasi wadah penyebaran virus yang menyerang saluran pernafasan tersebut.

Antiseptik tersedia dengan dua macam varian yakni gel dan spray. Untuk hand sanitizer spray memiliki bahan alkohol 70 persen, orif oil, bahan pelembut, H202 dan esensial oil.

Karena difungsikan sebagai pewangi dari antiseptik spray, lanjut Rahmadanilah, maka esensial oli dicampur seperlunya saja. Tergantung keinginan dari peracik itu.

"Berdasarkan penelitian alkohol 70 persen lebih efektif membunuh virus corona dibandingkan (yang) 96 persen," ujarnya.

Ia menerangkan antiseptik ini dikhususkan hanya diperuntukan untuk civitas Akademika Farmasi ISFI Banjarmasin. Jika ada beberapa instasi pemerintah atau usaha yang ingin bekerjasama dengan ISPI Banjarmasin, maka bisa memasukkan surat resmi pemberitahuan bantuan.

"Lengkap dengan tanda tangan dan stempel instansi itu, jika ingin bekerjasama dengan kami," jelasnya.

Meski begitu, anti septik ini masih memiliki banyak kekurangan. Salah satunya karena belum terbukti ampuh membunuh virus corona. Seiring dengan itu antiseptik tersebut tak pernah menjalani proses kelayakan.

Pembuatannya, lanjut dia hanya sesuai referansi dari WHO dan beberapa jurnal. Termasuk bahan yang digunakan hingga cara peracikannya.

Namun jurnal tersebut menyatakan bahan yang ISFI Banjarmasin gunakan bisa membunuh bakteri. Tapi tidak diterangkan bahwa bahan yang dibeli di pasar bisa ampuh.

Artinya ISFI dalam waktu dekat akan melakukan proses pengujian di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Jadi antiseptik ini perlu pengujian lebih lanjut, jangan berpatok pada jurnal. Dan mudahan-mudahan dapat izin edar," tandasnya.

Padahal, ia menjelaskan antiseptik ini sudah diracik dari dua tahun lalu oleh para mahasiswa ISFI Banjarmasin. Artinya sebelum maraknya virus corona menyebar. Hanya digunakan untuk kegiatan praktikum. Bahkan hasil racikan tersebut sudah ada yang masuk dalam anti bakteri.

Reporter : Bahaudin Qusairi
Editor: Muhammad Bulkini