Korban Tewas Ditabrak Anak Sendiri Ternyata Anggota TNI, Begini Kronologinya

Pasangan suami istri (Pasutri) di Balikpapan yang tewas ditabrak mobil Toyota Inova yang dikemudikan oleh anaknya sendiri rupanya anggota TNI.

Lakalantas di Balikpapan ternyata anggota TNI. apahabar.com / Riyadi

apahabar.com, BALIKPAPAN – Pasangan suami istri (Pasutri) yang tewas ditabrak mobil Toyota Innova yang dikemudikan oleh anaknya sendiri, rupanya anggota TNI.

Korban adalah TI, anggota TNI berpangkat Peltu yang sedang membonceng sang istri berinisial MT.

Hal tersebut dibenarkan Kasatlantas Polresta Balikpapan, Kompol Ropiyani, ketika melakukan peninjauan lokasi kejadian bersama Pomdam VI Mulawarman, Selasa (18/10).

“Korban ini anggota TNI berpangkat Peltu,” sebut Kasatlantas Polresta Balikpapan, Kompol Ropiyani.

Dijelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi, Senin (17/10) sekitar pukul 14.45 wita. Bermula ketika TI dan MI berboncengan menggunakan Honda Vario nopol KT 6537 HF.

Mereka berjalan beriringan dari arah Bandara SAMS Sepinggan, bersama sang anak berinisial AT yang mengemudikan mobil Toyota Innova nopol KT 1242 LW.

Setibanya di depan PT Schlumberger, Batakan, Balikpapan Timur, motor yang dikemudikan TI mengurangi kecepatan. Namun AT yang berada di belakang motor orang tuanya panik. Bermaksud menginjak pedal rem, AT salah menginjak pedal gas.

“Pengemudi Innova mau melakukan pengereman, tapi ternyata menginjak gas. Akibatnya mobil bertambah cepat dan menabrak Honda Vario yang dikendarai kedua korban,” jelas Ropiyani.

TI dan MT pun terpental dan terlindas mobil Innova yang dikemudikan AT. Ketika diperiksa petugas, kedua korban sudah meninggal akibat luka berat yang dialami pascatabrakan tersebut.

AT diketahui masih seorang pelajar berusia 15 tahun. Ropiyani mengatakan pihaknya masih akan melakukan penyidikan terlebih dahulu, terutama maksud dan tujuan AT yang mengendarai mobil di jalan umum, ketika belum cukup umur.

“Kami belum memastikan apakah AT sedang belajar ataupun mencoba. Makanya kami sekaligus mengimbau kepada seluruh orang tua agar anak di bawah umur jangan diperbolehkan menggunakan kendaraan," tegas Ropiyani.

“Secara psikologis mereka belum siap mengendarai kendaraan. Kemudian belum memenuhi syarat mendapatkan SIM. Kami berharap lebih baik anak diantar sendiri ke sekolah atau menggunakan jasa ojol untuk antar jemput anak ke sekolah," tandasnya.