Gempa Cianjur

Hari Kelima, BNPB Laporkan 310 Orang Meninggal dalam Gempa Cianjur

Korban gempa Cianjur bertambah menjadi 310 orang, setelah tim evakuasi menemukan 9 orang jenazah yang terkubur longsor

Korban gempa Cianjur di tengah reruntuhan bangunan . Foto: Suara

apahabar, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapan bahwa korban meninggal dunia akibat gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat hingga hari kelima mencapai 310 orang.

Kenaikan korban menyusul ditemukan 17 jenazah dalam proses pencarian marathon yang dilakukan pada Jumat (25/11). Dalam pencarian ada sembilan jenazah yang ditemukan di Warung Sate Sinta, sementara delapan jenazah ditemukan di area Desa Cijedil, Cugenang.

Kepala BNPB Suharyanto mengatakan dengan penemuan sejumlah jenazah hari ini, maka identivikasi akan dilakukan sesuai dengan identitas, untuk kemudian dikurangi dengan jumlah korban yang dilaporkan hilang.

"Masih belum ditemukan adalah 24 orang, nah 24 orang ini masih dicari terus, tetapi 24 orang ini jelas idenitasnya, sehingga kalau ditemukan tinggal dikurangi jumlah hilang," Kepala BNPB Suharyanto di Pendopo Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11) melansir Antara.

Baca Juga: Satu Jenazah Korban Gempa Cianjur Ditemukan Dalam Kondisi Hamil

Sebelumnya pada Kamis (24/11), dijelaskan ada tujuh orang warga pelintas yang dilaporkan hilang di area longsor Warung Sate Sinta. Namun. Dalam peristiwa itu, ternyata ada sembilan jenazah yang ditemukan.

Kerja cepat tim evakuasi menindaklanjuti laporan kehilangan warga, di sekitar longsor Warung Sate Sinta itu sudah diketahui identitasnya. Dari sembilan jenazah yang ditemukan, masih ada dua jenazah yang belum teridentifikasi.

"Mohon seluruh masyarakat di sekitar Cugenang atau seluruh Kabupaten Cianjur, atau dari luar Kabupaten Cianjur yang merasa ada keluarganya yang tidak ditemukan atau hilang untuk segera lapor," imbaunya.

Baca Juga: Cerita Nakes Sukarela Membantu Korban Gempa, Berdalih Ingin Mengunjungi Teman

Untuk kerusakan materiil, ada penambahan jumlah sekolah yang rusak menjadi 363, kemudian ada 144 rumah ibadah yang rusak, tiga fasilitas kesehatan yang rusak, dan 16 perkantoran yang rusak.

"Tim masih terus bekerja di lapangan baik tim dari Kementerian PUPR, pemerintah, perguruan tinggi, BNPB, BPBD, jadi rumah rusak, berat, ringan, ini angkanya fluktuatif," tutup Suharyanto.