Kalsel

Komisi IV DPRD Kalsel Minta GTPP Sigap Penuhi Kebutuhan RS Rujukan

apahabar.com, KANDANGAN – Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Selatan mendesak Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19…

Komisi IV DPRD Provinsi monitoring di RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan. Foto-Istimewa

apahabar.com, KANDANGAN – Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Selatan mendesak Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kalimantan Selatan untuk mengevaluasi juga bisa segera penuhi kebutuhan rumah sakit rujukan Covid-19.

Rumah sakit rujukan yang dimaksud adalah RSD Idaman Banjarbaru dan RSUD Brigjend H Hasan Basry (BHHB) Kandangan.

Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalsel, H M Lutfi Saifuddin mengatakan bahwa GTPP Covid-19 Provinsi Kalsel harus sigap menanggapi permasalahan di rumah sakit rujukan khusus Covid-19.

Dijelaskan oleh Saifuddin kunjungan pihaknya ini untuk menindaklanjuti rumah sakit yang ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan pasien Covid-19. Hal itu tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Nomor 360/410/BPBD/2020 menunjuk RSUD kabupaten/kota sebagai RS rujukan penanganan Covid-19.

“Kedatangan kami dalam rangka merespon terbitnya SK gubernur, menetapkan beberapa rumah sakit rujukan pasien Covid-19,” terangnya. Kemarin, Kamis (28/5) saat melakukan monitoring.=

Dalam monitoring itu ditemukan kekurangan misalnya di RSUD BHHB Kandangan, dari kapasitas 100 ruangan hanya tersedia 34 tempat tidur dan hanya ada 2 alat ventilator pernafasan, di sana hanya menerima bantuan alat perlindungan diri (APD).

“Padahal itu sangat penting untuk memfasilitasi pasien Covid-19. Ditambah tidak adanya dokter spesialis paru, padahal itu juga sangat penting," ujarnya.

Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kalsel, Wahyudi Rahman menegaskan gugus tugas provinsi untuk lebih meningkatkan koordinasi dengan rumah sakit rujukan agar segera memenuhi kebutuhannya.

“Hasil monitoring ini akan menjadi masukan untuk gugus tugas Provinsi Kalsel, agar tidak berlarut larut dalam penanganan Covid-19 ini,” harapnya.

Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Selatan , H. M Lutfi Saifuddin. Foto-Istimewa

Wahyudi pun membeberkan beberapa catatan sebagai pertimbangan GTPP Covid-19 Provinsi Kalsel. Selain untuk RSUD BHHB Kandangan ada pun juga tentang RSD Idaman Banjarbaru.

“Hasil pertemuan saya dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin itu paling sering pasien PDP yang dirujuk dari Tapin ke RSD Idaman selalu dikatakan penuh. Itu seharusnya jadi perhatian juga oleh GTPP Provinsi Kalsel untuk memaksimalkan, karena ditunjuk sebagai RS rujukan regional,” ujarnya.

Di lain tempat, Kasi Bina Mutu RSD Idaman Banjarbaru, Harun Arrasyid membenarkan bahwa RS penuh hingga tidak bisa menerima pasien yang dirujuk.

“Kalau untuk kapasitas ada 13 ruangan, terbagi menjadi 2 ruangan. Ada 1 ruangan Kaswari, dan ruangan isolasi AWS, terpisah. Sekarang, hari ini tinggal ada 10 dan ada masuk 3 lagi jadi penuh lagi,” ujarnya, Jumat, (29/5) Pukul 16 tadi, saat di konfirmasi melalui handphone genggam.

RSD Idaman Banjarbaru sendiri tidak ada prosedur untuk menolak. Harun menangkis kalau ada anggapan itu, hanya saja memang RSD Idaman Banjarbaru keadaannya memang penuh.

Kedepan, RSD Idaman Banjarbaru berencana menambah kapasitas ruangan untuk 56 tempat tidur khusus pasien Covid-19.

“Rencananya lagi membangun tempat, 1 untuk isolasi negatif di lantai Basemant bekas parkiran kami itu. Kemudian 1 ruangan isolasi biasa di lantai 2 jadi kapasitas total itu sekitar 56 bed untuk tambahan,” ujarnya.

Sebulan ke depan diperkirakan belum selesai. Namun Harun mengatakan akan secepatnya dipersiapkan untuk antisipasi pasien Covid-19 yang dirujuk.

Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, Wahyudi Rahman. Foto-Isitimewa

Reporter: Muhammad Fauzi FadilahEditor: Syarif