Literasi Digital

Kominfo Dorong Internalisasi Nilai Pancasila Kepada Kalangan Pelajar

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kominfo) gelar program literasi digital yang mengangkat tema Internalisasi Nilai Pancasila di Ruang Digital.

Kominfo dalam penyelenggaraan acara Literasi Digital di Sumatera Selatan. Foto: Kominfo

apahabar.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kominfo) gelar program literasi digital yang mengangkat tema Internalisasi Nilai Pancasila di Ruang Digital.

Program tersebut disalurkan untuk sektor pendidikan terutama kalangan pelajar di wilayah Sumatera.

Penyelenggaraan acara dilakukan bagi pelajar SMP dan SMA di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan pada Jumat (15/9) mulai dari pukul 09.00-11.00 WIB.

Program literasi digital bertujuan untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024 dengan tujuan menuju Indonesia #MakinCakapDigital.

Kegiatan digelar dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.

Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya.

Kemudian sebanyak 191,4 juta merupakan pengguna menggunakan media sosial.

Namun, penggunaan internet tersebut membawa berbagai risiko, karena itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital.

Peningkatan tersebut bertujuan agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan tepat.

Hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kominfo bersama Katadata Insight Center (KIC), didapatkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada tahun 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5.

Data itu menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik.

“Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” ujarnya yang dikutip, Kamis (21/9).

Kegiatan nonton bareng (nobar) dengan jumlah siswa 20.000 tersebut, menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama Literasi Digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Dalam kegiatan tersebut menampilkan sejumlah narasumber, narasumber pertama yakni Dosen Informatika UIN Bandung Cecep Nurul Alam yang membawakan materi etika digital.

Kominfo dalam penyelenggaraan acara Literasi Digital di Sumatera Selatan. Foto: Kominfo

Menururnya segala aktivitas di ruang digital memerlukan etika digital karena kita akan berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai suku, budaya, dan agama yang harus dihargai.

Ruang lingkup etika digital yakni kesadaran melakukan sesuatu, tanggung jawab, integritas kejujuran, dan mengisi dengan hal-hal yang bermanfaat.

Dalam ruang digital setiap orang harus memperlakukan dengan hormat, toleransi, terutama dalam komunikasi di online.

Hindari berbicara kasar, menghina, mengintimidasi orang, kemudian privasi dan keamanan, jangan mencuri atau menyebarkan informasi pribadi tanpa izin.

“Bagaimana kita melindungi diri dan orang lain dari ancaman keamanan digital, kemudian nilai pendidikan dan kesadaran, jadi bagaimana kita berusaha memahami teknologi digital dan resikonya dengan terus belajar,” kata Cecep.

Masyarakat haruz meningkatkan literasi digital, kemudian kredibilitas dan tanggung jawab dan berbicara dengan dasar fakta informasi yang akurat dan menghindari tindakan ilegal.

“Nah nilai etika yang lain adalah kepemilikan intelektual, ini harus dihargai juga, menghormati hak cipta dan hak kekayaan intelektual orang lain,” ujar Cecep.

Terakhir janhan menyalin atau menyebarkan karya orang lain tanpa izin, karena hal itu termasuk sikap ilegal.

“Kalau ada beberapa tulisan sebaiknya kita kutip tulisan tersebut,” ujar Cecep.

Giliran narasumber kedua, Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuasin, Ir.Erwin Ibrahim berbicara terkait budaya digital.

Menurut Erwin, sebagai warga negara Indonesia kita harus menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai panduan karakter dalam beraktivitas di ruang digital.

Hal itu dapat dilakukan ddengan cara menghormati perbedaan, berkomunikasi dengan sopan santun, membuat konten sesuai yang diajarkan Pancasila.

Serta menghindari hal-hal negatif karena terdapat rekam jejak digital yang akan berpengaruh di masa depan.

“Di dunia digital kita tidak boleh membuat konten yang bertentangan dengan agama, berbicara kotor, berbicara toxic, kemudian joget-joget tidak sesuai dengan ajaran agama, itu harus adik-adik perhatikan,” ucap Cecep.

Perlu diperhatikan setiap konten yang sudah dibuat, karena ketika sudah diunggah maka akan langsung disaksikan oleh semua oranh. Ruang lingkupnya tidak hanya Indonesai, tapi juga dunia.

“nah akhirnya ditonton oleh jutaan orang dan kepala sekolahnya malu sehingga muridnya itu diberhentikan dari sekolah, orang tuanya malu, bahkan sampai hari ini kontennya masih ada,” kata Cecep.

Selanjutnya, presenter dan influencer, Reni Risti Yanti tampil menyampaikan bahwa harus menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di dunia nyata maupun dunia digital.

Kurangi setiap konten negatif dengan banyak membuat konten positif yang bernilai Pancasila.

Menurutnya untuk membuat konten positif yang memiliki tujuan dan bernilai kebaikan, seperti berdasarkan hobi dan yang ada di sekeliling kita.

Masyarkat harus lebih baik membagikan karya-karya terbaik yang dapat disaksikan oleh orang-orang di seluruh dunia.

“Mari buktikan kepada khalayak ramai, jangan Cuma kita terpapar oleh dunia luar, terpapar oleh Korea misalnya, terpapar oleh hollywood, sehingga gaya kita bermedia sosial itu tidak selayaknya masyarakat Indonesia,” kata Reni.

Berkarya dengan membuat nilai-nilai bangsa untuk membuktikan bahwa Indonesia mampu membuat karya yang berkualitas.

“Jangan sampai netizen Indonesia tuh selalu dianggap netizen yang paling tidak sopan ya karena udah dikeluarin juga tuh sama Microsoft penelitian itu,” kata Reni.

Di akhir sesi nobar, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian acara dipandu oleh moderator Diny Brilianti.

Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, Youtube @literasidigitalkominfo serta website literasidigital.id.