Kalsel

Komandan Macan Kalsel ke Pembunuh Brutal Gambah HST: Serahkan Diri! Keselamatan Dijamin

apahabar.com, BARABAI – Tepat hari ini, dua bulan sudah terduga pelaku pembunuhan di Gambah, Barabai, Kabupaten…

Ilustrasi polisi. Foto-Istimewa

apahabar.com, BARABAI – Tepat hari ini, dua bulan sudah terduga pelaku pembunuhan di Gambah, Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) buron.

Kasubdit III Jatanras, Direktorat Reserse Kriminal Umum, Polda Kalsel, AKBP Andy Rahmansyah meminta agar Herlan segera menyerahkan diri.

Mewakili Direktur Reserse Kriminal Umum, Kombes Pol Hendri Budiman, Andi menjamin keselamatan terduga pembunuh Didi Rahman tersebut.

"Insya Allah," ujar Andy ketika ditanyai jaminan keselamatan Herlan jikalau ia menyerahkan diri.

Pembunuhan Gambah, Keluarga Respons Ultimatum Tim Macan Kalsel

Pembunuhan Didi Rahman terjadi pada Rabu 28 Juli. Pria setengah lumpuh ini dihabisi Herlan yang tak lain tetangganya sendiri.

Pendalaman media ini, Herlan naik pitam diduga setelah tak terima Didi menegurnya. Saat itu, Herlan tengah berseteru dengan istrinya sendiri.

Dalam kondisi mengaduh, istri Herlan kemudian mendatangi rumah Didi yang hanya terpisah oleh jalan.

"Bawa bersabar, malu dilihat orang," ujar Didi kepada Herlan, kala itu.

Saat Didi lengah, Herlan tanpa ampun menebas tengkuk lehernya. Istri korban, satu-satunya saksi insiden berdarah ini saat itu tengah berberes-beres rumah.

"Saat itu adik saya sedang mencabut uban di pintu rumah, Herlan ini dikenal sebagai pemabuk yang ke mana-mana selalu membawa parang," ujar Yayar Safari, kakak Didi.

Pak Polisi! Pembunuh Brutal di Gambah SHT Sempat Terlihat Keluar-Masuk Hutan

Sambil menenteng parang, Herlan berlari menuju rumah seorang warga yang tengah menggelar perkawinan, sambil berkata, "Ayo dan lihat sudah aku bunuh Didi."

Sejurus kemudian, Herlan menghilang di balik rimbunnya hutan belakang rumahnya. Sempat dilarikan ke puskesmas terdekat, nyawa Didi tak tertolong.

Polisi kemudian mendatangi lokasi kejadian guna olah tempat kejadian perkara. Tak ditemukan banyak petunjuk mengenai keberadaan Herlan.

Hari ke-28 buron, Herlan sempat terlihat keluar dari hutan persembunyiannya. Namun saat ditelusuri, warga irit bicara. Kali terakhir, Herlan terlihat menenteng senjata tajam.

Lokasi Herlan muncul berada di Desa Aluan, berjarak sekitar 10 menit dari Desa Gambah. Antara Gambah dengan Aluan hanya dihelat kebun, semak belukar atau persawahan. Desa Aluan cukup memungkinkan bagi Herlan ke mana pun bersembunyi. Misalnya ke Kecamatan Batang Alai Selatan maupun ke Hantakan. Daerah ini masih dikelilingi hutan, kebun dan sawah. Sebagiannya juga sepi penduduk.

Tepat hari ini, dua bulan Herlan buron. Polisi belum juga mampu menemukannya.

Kasat Reskrim Polres HST, AKP Purnyoto mengatakan kendala utama perburuan adalah luasnya medan pencarian.

"Pelaku masih sembunyi dan tinggal di dalam hutan yang sulit dijangkau," jelas Purnyoto.

Hasil pendalaman media ini ditemukan fakta jika Herlan merupakan residivis kasus pembunuhan di Hampang, Kotabaru. Kala itu, Herlan menghabisi satu dari empat orang pengeroyoknya.

Kanit Opsnal Resmob 'Macan Kalsel' AKP Endris Ary Dinindra memastikan anggotanya akan terus mem-backup perburuan terhadap Herlan.

"Doakan. Semoga cepat ketemu," ujarnya.

Pinta Keluarga

‘Saktinya’ Si Pembunuh Brutal di Desa Gambah HST, Tak Mempan Dikeroyok di Kotabaru

Bayang-bayang mendiang Didi Rahman masih membekas di benak Yayar Safari.

Tepat 40 harian kematian Didi, Yayar mencoba menempati rumah mendiang. Hasilnya, Yayar tak bisa tidur. Bayang-bayang adiknya itu seakan terus menghantui.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

"Melihat suasana di rumah almarhum saja sudah sedih. Teringat selalu. Sewaktu alm dibawa ke rumah sakit dan kembali pulang ke rumahnya lagi. Ya sedih lah pokoknya," ujar Yayar dihubungi media ini, Senin (27/9) sore.

Esok, tepat dua bulan Herlan buron. Pria satu ini menjadi sosok yang paling dicari setelah membunuh Didi Rahman di kediamannya Desa Gambah, Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Sampai hari ini, Polda Kalsel yang telah menerjunkan tim buru sergap gabungan belum juga mampu menangkapnya. Lantas, apa harapan keluarga?

"Kami menghargai upaya dan kerja keras kepolisian. Itu kasus pembunuhan paman es krim [di Paramasan, Kabupaten Banjar] saja lima bulanan baru dapat, intinya kami berharap Herlan segera tertangkap," ujar Yayar.

Siang-malam polisi terus memburu Herlan. Lokasi potensi Herlan sembunyi di kawasan Gambah telah dijaga.

Namun begitu, Herlan tak kunjung tertangkap. Yayar pun bingung kabur ke mana Herlan.

"Andai dia mati. Aku pengen liat tulang belulangnya. Sampai ke ujung duniapun. Kada [tidak] tenang hidup Herlan itu," ujar Yayar.

Di genap dua bulan adiknya itu, Yayar berharap ada pihak baik hati melaporkan keberadaan Herlan.

"Aku berharap. Mudah-mudahan ada orang yang berhati malaikat. Ringan hati membantu. Jikalau ada melihat pelaku di manapun ia berada laporlah ke aku ataupun lewat kepolisian. Ciri-cirinya sudah kami sebar," ujarnya.

Ciri Herlan

Pinta Keluarga Genap Dua Bulan Pembunuh Gambah HST Buron

Sebagai pengingat, Herlan memiliki ciri khusus dari perkelahian mautnya di Kotabaru 2011 silam.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

"Tangan kirinya itu tidak tapi kuat memegang sesuatu. Tangannya seperti orang cacat, ada juga bekas jahitan di telinganya," ujar Yayar.

Karenanya, saat mengangkat padi di karung Herlan kerap mendekapnya menggunakan siku.

Selain itu, Herlan juga memiliki tato di bahu dan dadanya.

"Saya kurang memperhatikan tato apa, seperti tato naga. Kalau tidak salah ada di bahu dan dadanya," ujarnya.

Terungkap! Pembunuh Brutal di Gambah HST Punya Ciri Khusus di Tubuhnya