Kolaborasi Lintas Sektor di Tapin, Target Percepat Penurunan Angka Stunting

Pemerintah Kabupaten Tapin menggelar Rapat Koordinasi Intervensi Spesifik dan Sensitif Pengukuran serta Publikasi Data Stunting 2024.

Oleh Sandy
Sekda Tapin dr Sufiansyah saat memimpin rapat koordinasi Intervensi Spesifik dan Sensitif Pengukuran serta Publikasi Data Stunting 2024 di Hotel Tapin. Foto - Prokopim Setda Tapin.

bakabar.com, RANTAU – Pemkab Tapin menggelar rapat koordinasi intervensi spesifik dan sensitif pengukuran serta Publikasi Data Stunting 2024. Kegiatan ini bertujuan mengintensifkan sinergi antar lembaga dan sektor dalam upaya menekan angka stunting.

Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab Tapin), Sufiansyah, mengajak seluruh elemen untuk berperan aktif demi mempercepat pencapaian target prevalensi stunting nasional.

Berdasarkan data terbaru, prevalensi stunting di Tapin turun tipis dari sebelumnya 14,5 persen menjadi 14,4 persen di akhir 2023 dalam hasil Survei Kesehatan Indonesia.

Namun angka tersebut masih berada di atas target nasional sebesar 14 persen yang diharapkan tercapai di akhir periode RPJMN 2020-2024.

Sufiansyah menyampaikan bahwa dalam program penurunan stunting, keterlibatan seluruh sektor bukan hanya sekadar pendukung, tetapi menjadi kekuatan utama untuk meraih hasil yang signifikan.

"Target ini hanya bisa dicapai melalui kolaborasi nyata dan berkesinambungan dari seluruh elemen, mulai dari instansi pemerintahan, lembaga kesehatan, hingga masyarakat. Dengan bekerja sama, semua bisa melakukan tindakan lebih efektif dan terarah," jelasnya.

Rapat koordinasi ini juga menjadi forum untuk menyelaraskan strategi antar berbagai sektor, baik dalam aspek intervensi spesifik maupun sensitif.

Intervensi spesifik berfokus kepada penanganan langsung seperti pemenuhan gizi dan kesehatan anak. Sedangkan intervensi sensitif mencakup penanganan pendukung seperti lingkungan dan sanitasi yang juga berdampak kepada tumbuh kembang anak.

"Data bukan hanya angka, tetapi panduan untuk tindakan konkrit. Data yang diperoleh akan menjadi acuan dalam menyusun strategi dan alokasi sumber daya agar penanganan bisa lebih terarah dan efisien," jelas Sufiansyah.

Di samping itu, Sufiansyah juga menekankan bahwa pemberantasan stunting membutuhkan keterlibatan masyarakat sebagai motor utama.

"Masyarakat harus didorong untuk ikut serta dalam program-program kesehatan di wilayahnya, baik dengan mengikuti edukasi gizi maupun menjaga kebersihan lingkungan," jelas Sufiansyah.

"Pemberantasan stunting tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi membutuhkan kesadaran dan aksi nyata masyarakat," tutupnya.