Kalsel

KNPI Kalsel Imbau APD dan Rapid Test Tidak Disalahgunakan!

apahabar.com, BANJARMASIN – Di tengah masifnya penyebaran virus corona atau Covid-19, Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite…

Sekretaris KNPI Kalsel, Muhammad Yusuf. Foto-istimewa.

apahabar.com, BANJARMASIN – Di tengah masifnya penyebaran virus corona atau Covid-19, Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kalimantan Selatan (Kalsel) mengimbau agar alat pelindung diri (APD) dan Rapid Test tidak disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

“APD dan alat tes yang terbatas itu harus digunakan sesuai dengan skala prioritas yakni para tenaga medis, orang dalam pemantauan, dan pasien dalam pengawasan. Baik di rumah sakit rujukan maupun fasilitas kesehatan lain seperti puskesmas,” ucap Sekretaris KNPI Kalsel, Muhammad Yusuf, Selasa (7/4) malam.

Bukan tanpa alasan, kata dia, puskesmas merupakan tempat pertama untuk pasien mengeluhkan sakit, tanpa mengetahui apakah pasien itu terkonfirmasi Covid-19 atau tidak.

“Artinya tenaga medis di level terbawah harusnya juga diberikan prioritas,” jelas Yusuf, yang juga Ketua DKW Garda Bangsa Kalsel ini.

Dengan kondisi ini, ia menegaskan agar jangan sampai ada pihak tertentu yang menyalahgunakan APD dan alat tes tersebut.

Misalnya seperti yang pernah menjadi isu di Jakarta. Di mana alat Rapid Test malah diprioritaskan untuk para pejabat.

“Syukur pada akhirnya itu tidak terjadi. Kita berharap di Kalsel juga demikian. Utamakan dan prioritaskan mereka yang sangat rentan tertular virus mematikan asal Wuhan China tersebut,” tegasnya.

Menurutnya, sejauh ini APD untuk tenaga kesehatan di Kalsel terbilang sangat kurang.

Meskipun sudah ada bantuan dari pemerintah pusat, pembelian menggunakan APBD, hingga bantuan pihak lain.

“Begitu pula masyarakat yang masih kesulitan mendapatkan masker. Padahal sudah ada perintah wajib menggunakan masker, meskipun dalam kondisi sehat,” cetusnya.

Sampai dengan hari ini, tambah dia, sudah terdapat 22 pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, termasuk ada meninggal dunia sebanyak 3 orang.

“Namun, jumlah ODP Kalsel masih 1.000 orang lebih. Kemungkinan akan bertambah seiring banyak yang mudik atau mulai adanya kesadaran warga untuk melaporkan riwayat perjalanan dari daerah lain yang rawan Covid-19,” pungkasnya.

Reporter: Muhammad Roby
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin