KNGI Tinjau Geopark Meratus Kalsel Menjelang Penilaian UNESCO

Selama tiga hari, Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) meninjau situs Geopark Meratus di Kalimantan Selatan.

Pendulangan intan di Cempaka merupakan salah satu situs Geopark Meratus. Foto: BPGM

bakabar.com, BANJARBARU - Selama tiga hari, Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) meninjau situs Geopark Meratus di Kalimantan Selatan.

Kunjungan dilakukan menjelang penilaian dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Dipimpin Ketua KNGI, Rustam Efendi, peninjauan dilakukan ke 54 situs geologi, budaya hingga nirbenda yang memiliki nilai sejarah ratusan juta tahun di enam kabupaten/kota.

"KNGI akan bekerja dalam waktu tiga hari," papar Rustam yang juga Sekretaris Departemen Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Ekraf) Kemenko Marves, Kamis (31/5).

"Selanjutnya temuan dan saran akan segera disampaikan ke Badan Pengelola Geopark Meratus (BPGM) untuk ditindaklanjuti sebelum kedatangan UNESCO yang dijadwalkan Juli 2024," imbuhnya.

Situs yang dikunjungi di antaranya Batu Sekis Sungai Kambang, Batu Kulit Ular, Pesanggarahan Kolonial Belanda, Taman Konservasi Anggrek Hutan, hingga Pendulangan Tradisional Intan Cempaka.

Sementara Ketua BPGM, Hanifah Dwi Nirwana, menjelaskan Pemprov Kalsel dan semua kabupaten/kota fokus memperbaiki berbagai sarana maupun prasarana yang belum memadai demi mendapatkan status UNESCO Global Geoparks (UGGp).

"Tidak hanya sebagai pelestarian alam, Geopark Meratus juga dirancang sebagai tujuan ekowisata. Dalam pengelolaan pun, kami melibatkan masyarakat sekitar," papar Hanifah.