Kisah Perjuangan Paskibraka Nasional Perwakilan Kalsel: Turunkan Berat Badan 20 Kilogram

Cukup panjang persiapan Ahmad Faddilah Rahmadani Ilham, sebelum terpilih mewakili Kalimantan Selatan menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka)

Ahmad Faddilah Rahmadani Ilham bersama Ela Noval Putri Ghafur sesuai pengukuhan Paskibraka Nasional 2023 di Istana Negara, Selasa (15/8). Foto: PPI Batola

apahabar.com, MARABAHAN - Cukup panjang persiapan Ahmad Faddilah Rahmadani Ilham, sebelum terpilih mewakili Kalimantan Selatan menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional.

Ahmad Faddilah merupakah salah seorang dari dua perwakilan Kalsel yang mengibarkan bendera Merah Putih di Istana Negara dalam Upacara Bendera Peringatan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI, Kamis (17/8).

Sebelumnya dalam seleksi Calon Paskibraka (Capaska) Kalsel, siswa SMAN 1 Marabahan, Barito Kuala (Batola) tersebut menyisihkan 45 peserta putra yang mewakili 13 kabupaten/kota.

Lebih jauh kebelakang, Faddilah juga mengikuti seleksi di tingkat kabupaten yang diikuti 25 putra terbaik dari 17 kecamatan di Batola.

Setelah terpilih mewakili Kalsel, Faddilah bersama Ela Noval Putri Ghafur dari Banjarmasin digembleng selama dua bulan bersama perwakilan 38 provinsi dalam Diklat Paskibraka di Jakarta.

Pencapaian tersebut tak diperoleh Faddilah dengan instan. Perjuangan bungsu pasangan Efdi Syaryawanto (49) dan Maria Ulfah (45) ini telah berlangsung beberapa tahun sebelumnya.

Salah satunya berupaya mencapai berat badan ideal. Terlebih semasa bersekolah di SMPN 1 Marabahan, warga Kelurahan Ulu Benteng ini sempat mengalami kelebihan berat badan.

"Ketika masih SMP kelas IX, berat badan saya sempat mencapai 94 kilogram. Kemudian setelah banyak latihan fisik, bobot saya turun 20 kilogram menjadi 74 kilogram," jelas Faddilah kepada apahabar.com.

Baca Juga: Membanggakan! Putra Tukang Ojek di Marabahan Batola Wakili Kalsel di Paskibraka Nasional

Baca Juga: Demi Pin Paskibraka Nasional Perwakilan Kalteng, Presiden Jokowi Rela Berjongkok

Faddilah melakukan latihan fisik secara mandiri di rumah. Dukungan penuh juga diberikan orang tua, karena Efdi membuatkan barbel dari semen dan pull up sederhana di depan rumah.

Sedangkan Maria Ulfah menjaga pola makan sang anak agar tidak terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat dan lemak.

"Kemudian sekitar tiga bulan sebelum seleksi di kabupaten, latihan angkat beban ditambah dengan lari dan bersepeda setiap sore," papar Faddilah.

Kolaborasi latihan rutin, semangat dan dukungan keluarga itulah yang membuat Faddilah berhasil lolos menjadi capaska nasional.

"Sejujutnya saya tak menyangka bisa menjadi paskibraka nasional, karena saingan juga banyak dan berat," ungkap Faddilah.

"Bahkan sempat khawatir menjelang pantukhir, karena nama saya belum dipanggil hingga momen-momen terakhir," sambungnya.

Keberhasilan Faddilah menembus paskibraka nasional, sekaligus mengakhiri penantian panjang Batola selama sekitar 29 tahun.

"Kami tentu bangga bisa mengantarkan Faddilah menjadi Paskibraka Nasional 2023," sahut Mirwan Siregar, Sekretaris Badan Kesbangpol Batola.

"Semoga Faddilah bisa menjadi penyemangat dan teladan anak muda di Batola untuk menjadi lebih baik," pungkasnya.