Kisah Mualaf

Kisah Mualaf Sandra Ngongoloy: Niat Memurtadkan Muslim, Malah Dia yang Masuk Islam

Kisah mualafnya Sandra Ngongoloy menjadi menarik untuk direnungkan. Dia semula bertugas membuat umat Islam keluar dari agamanya (Murtad)

Kisah mualafnya Sandra Ngongoloy. Foto-Net.

apahabar.com, JAKARTA - Kisah mualafnya Sandra Ngongoloy menjadi menarik untuk direnungkan. Dia yang semula bertugas membuat umat Islam keluar dari agamanya (Murtad), malah tertarik masuk Islam setelah mempelajarinya.

Sandra Ngongoloy adalah penganut salah satu agama non muslim. Sejak kecil dia sangat membenci Islam, buah dari pendidikan di keluarganya. Setelah beranjak dewasa ia menjadi pemuka agama itu.

Untuk menguatkan dasar demi menggoyahkan keimanan umat Islam untuk tujuan memurtadkan mereka, Sandra pun mempelajari agama Islam sebagai dasar pengetahuan.

Pelan-pelan, agama Islam yang dipelajarinya membuka pikirannya. Semakin menggali, semakin ia menyukai agama ini.

“Saya melihat orang Islam melakukan sholat seperti menjadi tamparan bagi saya karena untuk membaca kitab saja masih sesuka hati. Orang Islam kalau mau sholat harus bersuci dulu, berwudhu, dan membaca Alquran. Melihat Islam yang seperti itu membuat saya tertarik," ujar dia dalam akun youtube Mualaf Center Aya sofia, dikutip dari Republika, Minggu (9/10).

Setelah tergugah dengan ajaran Islam, Sandra pun berusaha untuk menjelaskan situasi yang dihadapinya. Namun tanggapan teman-teman seagamanya dahulu dingin bahkan amarah mereka pun turut dirasakannya.

Hidayah mulai tumbuh, pada 2017 pula, Sandra bertekad meski dimusuhi lingkungan sekitar dia tetap mendalami Islam. Mulai mencatat arti surat Al Fatihah, belajar sholat, dan mengikuti orang-orang sholat lebih dahulu.

Hingga suatu saat hidayah Allah SWT juga diberikan dalam bentuk lain, melalui mimpi yang dialami Sandra. Suatu malam dia bermimpi sedang berjalan bersama dua teman, tiba-tiba mereka meninggalkannya.

Kemudian ada orang tinggi besar menyerang dan ingin membunuh. Dia meraaa hampir mati dan berteriak berkali-kali meminta tolong pada Tuhan dia saat itu tapi tidak ada bantuan sama sekali.

Dalam mimpi itu dia teringat jika mulai belajar Islam dan ingat pula tentang Allah SWT, lalu dia berteriak takbir sampai tiga kali. Kemudian tubuh menjadi bertenaga dan membalas orang itu sampai babak belur.

Setelah itu Sandra langsung mengatakan Alhamdulillah. Sandra kemudian mengejar mereka dan bertanya mengapa meninggalkannya?

Tapi mereka mengira dia ada di belakang. Dia pun bilang pada mereka jika hampir dibunuh oleh seseorang tapi diselamatkan Allah SWT.

Mimpinya ini membuatnya semakin mantap memeluk Islam secara utuh dengan memenuhi prosedur masuk Islam dan melakukan pensyahadatan di Mualaf Center Aya Sofia Malang tepat pada 15 Desember 2017 lalu tanpa sepengetahuan suaminya.

Namun, semenjak suaminya tahu dia mulai dihadapi dengan kondisi yang miris dan penuh haru karena selalu dimusuhi dan tidak dinafkahi secara lahiriyah oleh suami. Setiap hari selalu didatangi orang-orang dari rumah ibadah dan mengajaknya untuk kembali ke agama lamanya.

Setelah berjalannya waktu ternyata masuk Islam dengan seutuhnya tidaklah mudah bagi Sandra. Ujian mulai dia terima satu demi satu, bahkan sesampainya di rumah masih belum berani untuk mengatakan kepada suaminya.

Hingga saat mendekati Ramadhan 2018, dia bingung untuk menjalankannya dengan leluasa. Bersyukur Sandra memiliki sepupu yang Muslim di Bandung. Dan memutuskan untuk puasa dan lebaran di rumah sepupunya.

“Saya ada sepupu di Bandung yang tahu kalau saya masuk Islam dan saya disuruh kesana untuk melaksanakan puasa Ramadhan sampai lebaran baru pulang. Kemudian menyuruh saya untuk berani berterus terang kepada suami," ujar dia.

Sepulangnya dari Bandung, Sandra memberanikan diri untuk berterus terang meski pada akhirnya mendapati suaminya marah besar dan menuduh dengan tuduhan yang tidak berdasar seperti berselingkuh, menjual agama demi uang, dan membuat malu keluarga.

Sebagai seorang Muslim, hanya kesabaran yang dapat menguatkannya. Kalimat hinaan kepada Islam hanya dibalas Sandra dengan istighfar.

Sejak saat itu Sandra selalu dimusuhi suaminya, tidak diberi nafkah untuk belanja dan hanya memberi uang untuk anaknya saja.

Tapi Sandra tetap melakukan kewajibannya sebagai seorang istri yang mengurus pekerjaan rumah seperti mencuci, masak, dan lainnya. Hingga suatu saat suaminya sedikit luluh dan sudah kembali ada rasa sayang meski masih tidak bisa menerima jika Sandra telah beragama Islam.

Namun, suaminya bertekad untuk berpisah karena Sandra memilih untuk istiqamah di jalan Allah SWT. Sandra merasa sedikit kecewa tapi juga lega karena setidaknya dia sudah berani untuk sholat lima waktu dan tidak harus sembunyi-sembunyi seperti dulu.

Tak lama setelah suaminya tahu, warga desa mereka pun mengetahuinya dan itu sangat berdampak pada kondisi psikis Sandra. Dia mengalami gangguan stress dan sengsara secara batin.

Karena mayoritas penduduk desa beragama non-Muslim maka menjadi perbincangan hangat oleh banyak orang yang tidak percaya jika dia masuk Islam, padahal berasal dari keluarga pemuka agama.

Tersebarlah berita masuk Islamnya Sandra ke penjuru kota hingga para pemuka agama datang ke rumahnya silih berganti untuk mengajak kembali ke agama lamanya dengan melakukan perbandingan agama.

Tapi bagi Sandra telah mantap di hatinya untuk beragama Islam karena membawa ketenangan dan kedamaian meskipun ajaran agama masa lalunya lebih mudah dan tidak banyak aturan seperti Islam.

Walaupun mendapatkan banyak ujian dari suami tapi ketika sholat dan mencurahkan isi hati kepada Allah, dirinya merasa lebih tenang. Kalimat “Laa Haula Walaa Quwwata Illah Billah” menjadi andalan saat mendapatkan ujian berat dan itu membuatnya yakin bahwa Allah SWT adalah tempat berserah diri yang tepat karena Allah SWT yang Mahaagung akan memberi kemudahan disetiap kesusahan.

Kisah Sandra ini pada mulanya mendapatkan pendampingan khusus dari pendiri Mualaf Center Nasional Aya Sofya yakni Alm. Ustadz Insan LS Mokoginta saat semasa hidupnya.

Pada saat itu melalui negoisasi yang panjang dan rumit dan suaminya pun yang sempat menantang Ustadz Insan untuk berdebat dengan membuat kesepakatan, jika suaminya kalah berdebat maka bersedia masuk Islam seperti istrinya namun jika menang maka Ustaz Insan harus masuk agama mereka.

Pada akhirnya suami Sandra kalah tapi masih bersikukuh tidak ingin masuk Islam. Sebenarnya jika suami Sandra bersikap jujur dan serius mencari kebenaran dia akan mengakui bahwa Islam adalah agama yang benar. Suami Sandra sangat keras kepala dan mempertahankan keyakinannya dengan menolak kebenaran berdasarkan bukti-bukit dalam kitab suci agama mereka..

Tak langsung ke pengadilan untuk membuat gugatan cerai, Sandra mencoba untuk mendekati suaminya, berbuat baik, meyakinkan, dan mengajaknya masuk Islam karena telah mengakui kalah saat debat dengan Ustadz Insan pada waktu itu. Namun, pada akhirnya dia harus rela bercerai dengan suaminya.