Kalsel

Kisah Inspiratif Prajurit Korem 101/Antasari ‘Taklukan’ Covid-19

apahabar.com, BANJARMASIN – Kabar membahagiakan sekaligus membanggakan datang dari jajaran Korem 101/Antasari. Salah satu prajuritnya, Kapten…

Kapten Inf Noor Ikhlas berbagi kisah soal Covid-19. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Kabar membahagiakan sekaligus membanggakan datang dari jajaran Korem 101/Antasari. Salah satu prajuritnya, Kapten Inf Noor Ikhlas berhasil menang melawan Corona Virus Disease (Covid-19).

Kisah inspiratif pria yang menjabat sebagai Kepala Jasmani Korem (Kajasrem) 101/Antasari melawan ganasnya virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh itu dibagikan saat ngopi santai di Kafe 101, Jalan Lambung Mangkurat, Banjarmasin Tengah, Selasa (30/6) siang tadi.

Siang itu, Kapten Ikhlas, begitu ia akrab disapa, bercerita sejak awal bagaimana ia bisa terserang hingga berhasil sembuh melawan virus Covid-19.

Diperkirakan beberapa saat setelah lebaran Idul Fitri, Kapten Ikhlas merasa kondisi tubuhnya agak menurun. Di samping itu, ia merasa apa yang dimakannya juga hambar, tak berasa apa pun.

“Sudah saya coba makan pedas, tapi juga lewat gitu aja, ga kerasa,” katanya didampingi Komandan Korem (Danrem) 101/Antasari, Brigjen TNI Firmansyah dan Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) 101/Antasari, Mayor Caj Iskandar Muarif.

Dengan kondisi demikian, Kapten Ikhlas pun mencoba melakukan pemeriksaan mandiri di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin. “Kita masuk IGD dan diperiksa oleh dokter jaga, hasilnya suhu tubuh normal, suhu O2 dalam darah di atas normal, kemudian diperiksa tensi darah hasilnya tinggi, 150/80,” ujarnya.

“Setelah itu kita lanjut cek laboratorium yaitu rontgen. Hasilnya di paru-paru kita ditemukan bercak putih. Dari diagnosa dokter di sana, saya terindikasi gejala ringan,” tambahnya.

Selanjutnya, dengan hasil pemeriksaan demikian, Kapten Ikhlas pun disarankan untuk isolasi mandiri di rumah. Oleh dokter, setelah 3 hari kemudian, ia disarankan untuk menjalani rapid tes di puskesmas.

Sebelum sempat menjalani rapid test, Kapten Ikhlas merasa kondisi tubuhnya semakin memburuk.

“Tepatnya hari Rabu 27 Mei, waktu salat Ashar, beranjak rakaat pertama, jantung saya berdebar dan tubuh berkeringat dingin. Saya mulai curiga, namun mencoba tidak gegabah,” tuturnya.

“Saya lantas membatalkan salat dan meminum teh panas, kondisi berangsur normal. Tapi saya coba salat lagi tetap tidak bisa,” lanjutnya.

Kapten Ikhlas lantas berkoordinasi dengan rekannya di Rumah Sakit TPT Banjarmasin. Dari sana, ia direkomendasikan untuk memeriksakan kembali kesehatannya.

Lalu, sore menjelang malam hari, Kapten Ikhlas pun berangkat menuju Rumah Sakit TPT Banjarmasin. Waktu itu, ia berangkat dengan membawa hasil pemeriksaan kesehatan sebelumnya.

“Malam itu saya kembali diperiksa, suhu tubuh dan suhu o2 dalam tubuh jua masih normal. Hanya tensi yang semakin tinggi yakni 170/90, mungkin karena melihat tenaga medis dengan APD lengkap itu,” imbuhnya.

Dari hasil diagnosa dokter malam itu, Kapten Ikhlas pun diharuskan untuk rawat inap di ruang isolasi pada hari Kamis (28/5). Dua hari menjalani perawatan, pada hari Sabtu (30/5), Kapten Ikhlas pun menjalani rapid test, hasilnya menunjukan reaktif.

Setelah keluar hasil rapid itu, ia kemudian disarankan kembali menjalani tes rontgen, mengingat hasil pemeriksaan sebelumnya di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin, hasil rontgen paru-paru-nya ditemukan bercak putih.

“Hasilnya rontgen di sana menunjukan paru-paru kita sudah bersih. Tidak ada indikasi pneumonia. Selain itu, saya juga tidak merasakan gejala sesak nafas selama di sana,” ujarnya.

Setelah itu, pada hari Senin (1/6) dan Selasa (2/6), Kapten Ikhlas menjalani swab tes sebanyak 2 kali berturut-turut.

“Tanggal 3 sudah keluar hasilnya dan dinyatakan positif,” Merujuk hasil tersebut, keluarga Kapten Ikhlas pun juga dilakukan rapid serta swab tes.

“Hari Kamis, 4 Juni keluarga saya di swab tes dan tanggal 5 hasilnya sudah keluar, hasilnya satu keluarga dinyatakan positif,”

Singkat cerita, Kapten Ikhlas beserta keluarga kemudian menjalani perawatan di ruang isolasi Balai Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Jalan Panglima Batur, Murjani , Banjarbaru sejak hari Kamis, (11/6).

Alih-alih bertambah buruk kondisi badan, di sana Kapten Ikhlas bercerita jika ia merasa senang. Sebab selain bisa fokus menjalani ibadah, ia juga dapat membantu memotivasi pasien lain untuk sembuh dari virus Covid-19.

Hingga pada akhirnya, pada Minggu (28/6), Kapten Ikhlas akhirnya diperbolehkan untuk kembali pulang ke rumah dan dinyatakan sembuh total dari virus Covid-19.

Dengan pengalaman yang telah dijalaninya Kapten Ikhlas berpesan kepada masyarakat yang dinyatakan terindikasi positif Covid-19 tidak perlu ragu mengikuti anjuran pemerintah untuk dikarantina, karena telah disiapkan fasilitas dan nutrisi yang maksimal.

"Selama menjalani karantina, semuanya sangat terfasilitasi. Mulai makanan yang bergizi, nutrisi dan vitamin juga dipenuhi. Selain itu, kita juga aktif melakukan kegiatan olahraga bersama pasien lainnya, dengan tetap menerapkan protokal kesehatan. Pokoknya, sangat enjoylah," lanjutnya

Kesimpulannya, bahwa tidak ada obat khusus yang mendorong kesembuhannya, hanya pikiran yang positif yang menjadi kuncinya.

Menurut Noor Ikhlas, pasien yang terpapar virus Corona itu sebenarnya memiliki peluang sembuh yang sangat besar. Hanya saja, karena ketakutan yang berlebihan sehingga sulit untuk mencapai kesembuhan.

"Lebih 50 persen berasal dari beban psikis, mental dan pikiran. Itu yang menyebabkan kondisi pasien semakin parah. Jadi, tak perlu takut, yakin saja kita bisa sembuh, dan kita harus selalu semangat untuk melawannya," ungkapnya.

Kesembuhan Kapten Inf Noor Ikhlas membuat Danrem 101/Antasari Brigjen TNI Firmansyah juga merasa senang. Menurutnya ini positif dan harus diberitakan agar menjadi motivasi bagi orang lain.

"Mari kita sebarkan narasi positif, hal yang bisa membangun imunitas tubuh kita. Seperti anggota kita yang positif terpapar corona, namun akhirnya bisa sembuh setelah menjalani protokol kesehatan selama di karantina. Dia berhasil melawannya dan akhirnya dinyatakan sembuh," ucap Firmansyah.

Kepada masyarakat ia mengimbau agar tidak perlu merasakan takut berlebihan dan tetap tertib mengikuti anjuran pemerintah.

Kepada wartawan yang berhadir, ia juga berpesan untuk membangun narasi yang dapat memotivasi masyarakat luas. Jangan malah menakut-nakuti.

Editor: Syarif