Kisah Ibu Guru Muda di Kotabaru, Rela Antar Jemput Siswa Plus Beri Uang Jajan

Demi kelancaran anak-anak bersekolah, beragam pengorbanan dilakukan seorang guru di Kotabaru, Kalimantan Selatan, bernama Nina Yuliana Anggraini.

Oleh Masduki
Nina Yuliana Anggraini ketika memberikan materi pelajaran kepada anak didiknya di SDN Tapaling. Foto: apahabar.com/Masduki

apahabar.com, KOTABARU - Demi kelancaran anak-anak bersekolah, beragam pengorbanan dilakukan seorang guru di Kotabaru, Kalimantan Selatan, bernama Nina Yuliana Anggraini.

Ibu Nina, begitu sosok ini biasa disapa, merupakan seorang guru muda yang mengajar di SDN Tapaling, Desa Sungai Nipah, Kecamatan Kelumpang Selatan.

Tercatat perempuan berusia 27 tahun tersebut baru menjalani tahun ketiga sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Diketahui Nina bukan warga Kotabaru, tetapi berasal dari Banjarbaru.

Diketahui untuk mencapai Desa Sungai Nipah, dibutuhkan waktu sekitar 1 jam menggunakan transportasi laut dari pusat kota Kotabaru. Sementara via darat, menghabiskan waktu sedikit lebih lama lantaran kondisi jalan yang rusak.

Namun bukan latar belakang domisili yang membuat Nina terlihat berbeda. Hal yang membedakan adalah sikap terhadap dua siswa SDN Tapaling yang nyaris putus sekolah.

Kedua siswa yang masing-masing bernama Muhammad Hanafi dari kelas V dan Muhammad Safarullah di kelas VI, hampir putus sekolah lantaran beberapa faktor. Mulai dari kesulitan ekonomi, hingga pergaulan lingkungan.

Nina pun langsung bersikap dengan diam-diam melakukan kunjungan ke rumah, setelah kedua siswa itu beberapa hari tidak masuk sekolah. 

Akhirnya diketahui kalau Muhammad Hanafi harus merawat sang ayah yang terbaring sakit. Di sisi lain, keluarga Hanafi memiliki masalah dengan ekonomi.

Sementara Muhammad Safarullah dinilai sudah mulai terpengaruh dengan pergaulan. Ditambah jarak rumah yang lumayan jauh dari sekolah.

Seusai melakukan kunjungan, Nina lantas mengambil keputusan untuk antar jemput, plus memberikan uang jajan agar Hanafi dan Safarullah tetap melanjutkan sekolah.

Menggunakan sepeda motor, Ibu Nina mengantar dan menjemput dua siswa di SDN Tapaling. Foto: apahabar.com/Masduki

Tidak terasa proses antar jemput siswa tersebut sudah bertahan selama setahun terakhir. Pun Nina yang sedianya belum memiliki pendamping hidup, melakukan semuanya dengan tulus ikhlas.

"Awalnya saya sedih setelah mengetahui dua siswa yang tidak masuk sekolah," papar Nina yang sempat terkejut, ketika didatangi apahabar.com, Jumat (5/1).

"Terlebih sudah diatur batas siswa tidak masuk sekolah. Pun kalau terlalu lama absen, bisa ketinggalan banyak mata pelajaran yang kemudian berdampak kepada nilai rapor," tambahnya.

Lantas dengan mata yang tampak berkaca-kaca, Nina menegaskan tidak mengharapkan apapun dari keputusan mengantar jemput, lalu memberi uang saku untuk siswa.

"Sebenarnya waktu sekolah dulu, saya bersama kembaran saya juga memiliki cerita yang berkesan. Makanya saya melakukan semuanya dengan tulus, sehingga anak didik saya bisa sukses menggapai cita-cita," papar Nina.

Aksi nyata yang dilakukan Nina, juga mendapat respons positif dari tenaga pengajar dan kepala sekolah SDN Tapaling. Bahkan mereka menilai Nina cukup pantas diberi penghargaan.

"Tentu kami mengapresiasi sikap Ibu Nina ini. Semoga nanti diberi penghargaan dari instansi terkait, supaya Ibu Nina dan guru-guru lain lebih semangat lagi," harap Muhammad Marjani, salah seorang guru di SDN Tapaling.