Kalsel

Kisah Dokter Zainal: Disayang Warga, Dibuang ke Pulau Sembilan, Dewan Pasang Badan

apahabar.com, KOTABARU – Sosok Zainal Abidin, Dokter Umum pada Puskesmas Perawatan Bakau, Pamukan Utara, tengah jadi…

Dokter Zainal Abidin telah mengabdi belasan tahun sebagai dokter umum di Kecamatan Pamukan Utara. Foto- apahabar.com/Masduki

apahabar.com, KOTABARU – Sosok Zainal Abidin, Dokter Umum pada Puskesmas Perawatan Bakau, Pamukan Utara, tengah jadi perbincangan hangat di Kotabaru.

Belasan tahun mengabdi di Pamukan Utara, ia malah diganjar mutasi ke Pulau Sembilan.

Dalam SK mutasi yang ditandatangani langsung oleh Bupati Sayed Jafar, Dokter Zainal bakal ditempatkan di Puskesmas Marabatuan.

Baca juga: Nasruddin, "Nabi" dari Kahakan Alami Gangguan Jiwa!Baca juga: Kisah Dokter Zainal: Disayang Warga, Dibuang ke Pulau Sembilan, Dewan Pasang BadanBaca juga: Naik Rp 2,3 Juta, Gaji Guru Honorer Kalsel Harusnya UMP

Pulau Sembilan merupakan kawasan terluar di Kotabaru yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa dan Selat Makassar.

Lantas, oleh keluarga dan warga setempat, mutasi ini dipandang sebagai “sanksi’ ketimbang apresiasi pengabdiannya selama belasan tahun itu.

Dokter Zainal pun tak terima dengan putusan sang bupati. Dokter berusia 46 tahun itu siap mengundurkan diri sebagai PNS jika benar dimutasi bupati.

Setelah warga dan keluarga sang dokter, belakangan sejumlah legislator ikut menentang keputusan Bupati Sayed.

“Setelah saya baca pemberitaan di apahabar.com tadi malam saya kaget. Kenapa sosok dokter Zainal Abidin yang begitu dicintai oleh warganya bisa dibuang ke Pulau Sembilan,” kesal Robbiansyah Sekretaris Komisi I DPRD Kotabaru.

Ungkapan kekecewaan itu diungkapkan Robbi di hadapan Ketua DPRD Kotabaru, Sekda, Plt Kepala Dinas Kesehatan, serta Plt Dirut RSUD Kotabaru, dan seluruh peserta hearing di DPRD Kotabaru Selasa (14/1) siang tadi.

Robby amat menyayangkan pemutasian Dokter Zainal. Menurutnya, masyarakat di Pamukan Utara sudah merasa nyaman dengan dokter Zainal Abidin.

“Kebetulan saya Dapil [Daerah pemilihan] sana, jadi saya tahu persis bagaimana sosok dokter Zainal ini memberikan pelayanan untuk masyarakat,” jelas Robbi.

“Dia tidak pernah mahal mematok harga orang kecil saat berobat. Tapi sayangnya dokter yang banyak prestasi ini malah dibuang,” sesalnya lagi.

Masih dalam hearing tadi, Robby pun meminta agar Plt Kepala Dinas, dan Sekda Kotabaru memberikan penjelasan ihwal mutasi Dokter Zainal ke Pulau Sembilan.

“Dengan hormat, saya minta penjelasan dari Plt Kepala Dinas Kesehatan, dan Pak Sekda bagaimana bisa dokter Zainal bisa dimutasi ke Pulau Sembilan,” tegasnya, sembari mempersilahkan Plt Kadinkes Kotabaru.

Menanggapi Robby, Hj Ernawati, Plt Kadinkes Kotabaru buka suara. Erna pun mengakui bahwa Dokter Zainal merupakan dokter senior nan berprestasi.

Namun demikian, terkait pemindahan Dokter Zainal dari Puskesmas Pamukan Utara ke Pulau Sembilan merupakan salah satu upaya untuk memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.

“Nah, dengan berbagai prestasi yang dimiliki dokter Zainal Abidin itu diharapkan bisa memberikan pelayanan yang terbaik pula di Pulau Sembilan,” pungkas Ernawati.

Sementara, Sekda Kotabaru Said Akhmad juga menyampaikan hal senada saat dimintai tanggapan terkait mutasi.

“Intinya, terkait mutasi itu, seperti halnya yang sudah disampaikan Plt Kepala Dinas Kesehatan. Bahwa untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat di Pulau Sembilan,” ujarnya saat dijumpai usai hearing di DPRD Kotabaru.

Sebelumnya, keputusan Bupati Kotabaru H Sayed Jafar memutasi Dokter Zainal disayangkan oleh pihak keluarga dan warga.

Sejumlah warga Pamukan Utara menyesalkan keputusan sang bupati per 2 Januari 2020 itu, salah satunya Heru.

Pasalnya, kata Heru, warga Pamukan Utara sudah merasa nyaman dengan keberadaan Dokter Zainal Abidin.

"Mewakili warga, saya sangat menyesalkan hal ini. Kami harus ke mana lagi berobat. Dokter Zainal ini sangat baik. Bermasyarakat, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi, dan begitu paham kondisi warganya saat berobat. Jadi, kami minta bupati tidak memindah beliau dari kampung kami," ujar Heru dengan nada penuh harap kepada apahabar.com, Senin (13/1).

Hal senada turut diutarakan Slamet, warga lainnya. Menurutnya, mutasi Dokter Zainal ke Pulau Sembilan sangat mengejutkan warga.

"Saya pribadi menyesalkan. Kenapa beliau harus dipindah. Saya tahu persis tentang dokter itu. Saya sendiri juga sering berobat ke sana. Kalau ada warga yang sakit berobatnya juga murah, obatnya juga paten," ungkap Slamet.

Tak cuma warga, keputusan Bupati Sayed rupanya juga membuat syok istri Zainal Abidin, yakni Eri Ernawati.

"Tentu saja, sebagai isteri saya sangat kaget dan syok. Kenapa tiba-tiba dipindah sejauh itu," ujar Erna dihubungi siang tadi.

Di ujung telepon suara Erna terdengar lirih. Perpindahan atau rolling ASN memang wajar di lingkaran pemerintahan. Namun, kata dia, tak etis apabila itu dilakukan di ujung karier sang dokter.

"Padahal pengabdian suami saya ini tidak sebentar dan hampir 20 tahun," ujarnya.

Erni tak bisa membayangkan jika nanti Dokter Zainal jadi dipindah ke Pulau Sembilan.

"Saya sendiri tak bisa membayangkan, bagaimana kalau harus berpisah dengan suami saya. Sementara, saya masih bertugas sebagai guru PNS di salah satu SMP di Pamukan Utara ini," imbuhnya.

Saat dikonfirmasi apahabar.com, muncul ungkapan mengejutkan dari sang dokter. Dokter Zainal Abidin sangat kecewa, dan tidak menerima adanya SK mutasi tersebut.

"Kalau saya orangnya punya prinsip. Kalau SK mutasi itu tidak bisa berubah, saya memilih untuk resign atau mengundurkan diri. Saya lebih mementingkan keluarga dari pada profesi saya," tegas Zainal.

Di lain pihak, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kotabaru, Hj Ernawati tak tahu menahu ihwal mutasi Dokter Zainal.

Rpbbiansyah, anggota DPRD, Kotabaru saat mempertanyakan terkait mutasi dokter Zainal Abidin saat hearing terkait tindaklanjut kelanjutan proyek RS di Stagen. Foto -Masduki

Erna meminta penulis untuk mengonfirmasi langsung ke Ahmad Rivai, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kotabaru terdahulu.

"Nah, soal itu, saya tidak mengetahui. Supaya jangan salah silakan konfirmasi ke Pak Rivai ya," ujarnya sembari berlalu.

Penulis pun mencoba memintai keterangan kepada Ahmad Rivai. Sayangnya, hasilnya tak memuaskan.

"Kalau soal itu saya tidak mengetahui. Kan tanggal 2 Januari itu saya juga dilantik menjadi asisten bupati," santai Rivai di ruang kerjanya.

Baca Juga: Belasan Tahun Mengabdi, Dokter Zainal Diganjar Mutasi ke Pulau Sembilan

Reporter: Masduki Editor: Fariz Fadhillah