Tak Berkategori

Kisah Abu Lahab yang Gembira atas Kelahiran Rasulullah SAW

apahabar.com, JAKARTA – Kelahiran Nabi Muhammad SAW disambut gembira oleh berbagai kalangan, termasuk pamannya sendiri yakni…

Ilustrasi oase. Foto – Net

apahabar.com, JAKARTA – Kelahiran Nabi Muhammad SAW disambut gembira oleh berbagai kalangan, termasuk pamannya sendiri yakni Abu Lahab. Siapa sangka dakwah Rasulullah akan Islam kelak paling ditentang oleh pamannya tersebut.

Saking gembiranya Abu Lahab dalam menyambut kelahiran keponakannya itu, dia memerdekakan seorang budak bernama Tsuwaibah di hari kelahiran Nabi. Atas tindakannya ini meski status Abu Lahab adalah seorang kafir, dia mendapat keringanan siksa kubur tiap hari senin.

Namun sebagaimana diterangkan dalam berbagai literatur, dakwah Nabi Muhammad SAW ditentang oleh Abu Lahab secara terang-terangan. Bahkan Abu Lahab pernah berencana membunuh Nabi lantaran tak terima dengan ajaran Islam yang dibawanya.

Kekejian yang dilakukan oleh Abu Lahab bahkan diabdikan dalam al-Qur’an surat al-Lahab ayat 1-5 yang berbunyi:

Tabbat yada-abi lahabi-watab. Ma aghna anhu maa luhu wa maa kasab. Sayashlanaran dzata lahab. Wa-mra-atuhu hammaa latal-hatab. Fi jiidiha hablu-minmasad,”

Yang artinya: “Binasalah kedua tangan Abu Lahab, dan benar-benar binasa dia. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api neraka (yang bergejolak). Dan begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal,”.

Al-Biqa’i pernah menghubungkan surat ini dengan kandungan surat an-Nashr yang menegaskan kepastian datangnya kemenangan serta berbondong-bondongnya masyarakat memeluk Islam. Sedangkan Abu Lahab adalah sosok yang paling dikenal menentang ajaran Islam yang dibawa Nabi.

Oleh karenanya timbul pertanyaan dengan kondisi tersebut, apakah Abu Lahab akan menerima atau terus melanjutkan penolakan terhadap dakwah Nabi. Surat al-Lahab ini Menurut Pakar Tafsir Quraish Shihab dalam kitab tafsir al-Mishbah merupakan jawaban atas pertanyaan sikap Abu Lahab.

Menurut beliau, ayat-ayat dalam surat al-Lahab merupakan vonis atas tindakan pembangkangan kepada ajaran yang dibawa Rasul. Vonis tersebut yakni totalitas Abu Lahab yang binasa. Harta benda, anak, kerabat, teman, kedudukan sosial, hingga lainnya yang dimiliki ikut binasa.

Nama Abu Lahab sendiri aslinya adalah Abdul Uzza. Dia diberi gelar Abu Lahab yang berarti kobaran api. Hal itu merupakan gelar yang diberikan sejak zaman Jahiliah atas kegagahan dan kobaran api dan kecemerlangan wajahnya.

Menurut Thahir Ibnu ‘Asyur, Alquran menggunakan gelar tersebut disematkan karena nama Uzza merupakan nama salah satu berhala yang disembah kaum musyrikin. Ulama lainnya juga berpendapat bahwa gelar Abu Lahab diberikan untuk mengisyaratkan bahwa kelak yang bersangkutan akan terbakar di neraka jahanam dengan kobaran api yang besar.

Dalam kehidupannya, Abu Lahab kerap melakukan hal-hal keji kepada Nabi. Misalnya, pada fajar mulai terbit Abu Lahab meletakkan kotoran manusia di pintu rumah Rasulullah. Harapannya Nabi Muhammad SAW bakal mengurungkan niat dan kembali menutup pintunya untuk tidak melakukan dakwah Islam ke luar.

Tak hanya dirinya sendiri, Abu Lahab juga kerap memprovokasi umat dan melibatkan anggota keluarganya untuk membenci Nabi. Dari empat anak yang dimilikinya bernama Durrah, Muattab, Utbah, dan Utaibah, satu dari empat anak itu tetap kafir hingga akhir hayatnya. Dua anaknya menikahi putri Rasul yakni Utbah menikahi Ruqayyah dan Utaibah menikahi Ummu Kaltsum.

Adalah Utaibah yang menyakiti Nabi atas provokasi ayahnya. Utaibah diketahui menikahi putri Nabi, Ummu Kaltsum, dan menalaknya di depan Rasulullah sambil meludahi muka Rasul. Sedari awal pernikahannya dengan Ummu Kaltsum, Abu Lahab dan anaknya sengaja meniatkan untuk menghancurkan hati Nabi Muhammad SAW.

Dalam berbagai literatur, peristiwa ini dimotori provokasi Abu Lahab kepada anaknya berbunyi: “Kepalaku dan kepala kalian haram bersentuhan jika kalian berdua tidak menceraikan putri Muhammad,”.

Dari celakanya perbuatan dan tindakan Abu Lahab kepada Nabi ini, Allah masih bermurah hati kepadanya. Salah satu kemurahan hati yang diberikan adalah dengan meringankan siksa kubur Abu Lahab tiap hari senin, hari kelahiran Nabi.

Sebagai umatNya, pada Maulid Nabi Muhammad SAW kali ini apa-apa yang menjadi teladan Rasul harus kita tiru dan amalkan. Menjadikan Rasulullah panutan dalam aktivitas hidup adalah keharusan bagi setiap Muslim.

Lahirnya insan terbaik ke muka bumi ini perlu kita peringati dengan hal yang positif. Jadikan setiap tindakan orang-orang yang memusuhi Rasulullah sebagai sebuah pelajaran, semoga tak ada sedikit pun yang kita tiru dari tindakan Abu Lahab.

Baca Juga:Mengapa Hati Jadi Muara Kebaikan dan Keburukan? Berikut Penjelasannya

Baca Juga:Ini 3 Peristiwa Besar Islam di Bulan Rabiul Awal

Sumber: Khazanah Republika.co.id

Editor: Aprianoor