Nasional

Kiai Ma’ruf Apresiasi Gagasan One Pesantren One Produk

apahabar.com, BANDUNG – Wakil Presiden (Wapres) RI terpilih 2019-2024, Prof Dr (HC) KH Maruf Amin mengapresiasi…

Wakil Presiden (Wapres) RI terpilih 2019-2024, Prof Dr (HC) KH Maruf Amin saat membaca koran.Sumber: Antara

apahabar.com, BANDUNG – Wakil Presiden (Wapres) RI terpilih 2019-2024, Prof Dr (HC) KH Maruf Amin mengapresiasi gagasan One Pesantren One Produk. Dia ingin pesantren melahirkan banyak santripreneur atau usahawan.

Kiai Ma'ruf menyambut gembira atas upaya Gubernur Jawa Barat yang sudah membuat banyak wirausaha di pesantren serta membangun banyak SMK, akademi, komunitas wirausahawan di pesantren.

“Kalau banyak santripreneur, Ini tanda akan ada perubahan-perubahan ke depan. Santri-santri NU akan menjadi pengusaha kelas menengah baru berarti ekonomi umat Islam akan semakin kuat. Karena, diisi pengusaha menengah baru dari kalangan NU,” katanya.

Kiai Maruf menilai, programOne Pesantren One Produkyang dibuat oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil, sangat bagus. Ia berharap, NU bisa mengambil peran bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jabar dalam hal ini, Gubernur Jabar dalam program tersebut. Jadi, di desa akan ada satu desa satu produk.

Menanggapi pernyatan Maruf Amin ini, Ridwan Kamil mengatakan, ia menggagas arus baru ekonomi Indonesia. Yaitu ekonomi keumatan dimaksimalkan. Jabar, menerjemahkan keumatan lewatOne Pesantren One Produk(OPOP).

“Saat ini, OPOP jumlahnya sudah ratusan,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Selain itu, menurut Emil, ia pun membuat program kredit mesra berbasis rumah ibadah. Tahun ini, ditambah Rp120 miliar untuk permodalan. Ekonomi ini, diharapkan mengurangi ketimpangan.

“Dan ekonomi Indonesia, ekonomi pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Semua pihak dapatkan akses sesuai proporsinya,” katanya.

Menurut Emil, dengan OPOP ini, setiap pondok pesantren akan didorong untuk memproduksi produk yang berbeda-beda, sesuai dengan potensi dan kekhasan masing-masing. Selanjutnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan pasar dan menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang akan membeli produk tersebut.

“Kita akan carikan pembelinya. Tidak akan membiarkan pesantren membikin produk tanpa tahu akan dijual ke mana,” katanya.

Baca Juga: Kaltim Jadi Ibu Kota, Walhi Ingatkan Tak Ganggu Teluk Balikpapan

Baca Juga: Sulteng Bakal Diuntungkan Jika Ibu Kota di Kaltim

Sumber: Republika
Editor: Muhammad Bulkini