Kalsel

Ketua IJTI Kalsel Ingatkan Rekan Jurnalis Lebih Waspada Saat Liputan Covid-19

apahabar.com, BANJARMASIN – Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kalimantan Selatan, Budi Ismanto, mengingatkan kepada rekan…

Ketua IJTI Kalsel, Budi Ismanto. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kalimantan Selatan, Budi Ismanto, mengingatkan kepada rekan sesama jurnalis baik tergabung di PWI, IJTI maupun AJI, agar lebih waspada saat liputan menghimpun informasi terkait wabah virus corona.

Karena Budi menilai, jurnalis adalah garda terdepan membantu pemerintah menyebarkan informasi kepada masyarakat terkait dengan virus yang sudah ditetapkan World Health Organization (WHO) menjadi pandemi global ini.

“Tidak ada satu pun profesi di dunia ini yang kebal dengan virus corona. Profesi apa saja. Jadi jangan sementang wartawan lantas seenaknya lalu kurang memperhatikan diri, keselamatan dan kesehatan,” kata Budi, Kamis (26/03).

Diterangkan Budi, karena rekan jurnalis tetap terus bekerja sebagai jurnalis, maka dalam memberitakan virus corona mesti mengikuti koridor kaidah jurnalistik yang baik sesuai kode etik dan peraturan UU berlaku.

“Karena di dalam meliput corona ini ada hal-hal yang tidak diperbolehkan seperti mengungkap detil data pasien,” ujarnya.

Memberitakan dalam kaidah jurnalistik, jelas Budi, menjadi penting karena sekarang setiap hari di media sosial sangat banyak berseliweran informasi tentang informasi covid-19 menyesatkan serta hoaks dan itu meresahkan masyarakat.

“Oleh sebab itu keberadaan kawan-kawan jurnalis yang benar-benar bekerja secara profesional ini sangat dibutuhkan masyarakat, bangsa dan negara kita,” sebutnya.

Baginya rekan jurnalis bisa membantu masyarakat menyudahi kepanikan, karena mereka mendapatkan informasi yang benar, membantu pemerintah menyebar luaskan informasi bagaimana mencegah penyebaran virus ini.

“Rekan-rekan jurnalis juga mesti memperhatikan anjuran-anjuran untuk menjaga jarak, mencuci tangan. Kemudian di lapangan kawan jurnalis bisa membekali diri dengan alat yang bisa mencegah terpapar virus corona, memakai masker, memakai sarung tangan kalau perlu,” tuturnya.

“Kalau memasuki wilayah zona merah terpapar virus harus mengikuti SOP petugas yang resmi, jangan mentang-mentang wartawan terobos sana terobos sini. Mengambil resiko konyol hanya untuk sebuah informasi,” imbuhnya.

Menurut Budi, hal itu membahayakan bukan hanya untuk diri si wartawan saja, tapi bisa saja ke keluarga, teman-teman, bahkan sampai orang di kantor, orang sekitar bisa terpapar karena si wartawan tidak hati-hati.

“Perusahan media juga harus memperhatikan keselamatan dan kesehatan karyawannya. Kalau bisa mereka dilengkapi dengan alat keselamatan agar mencegah wartawannya terpapar virus. Bagi wartawan terus jaga kesehatan diri dengan pola hidup sehat. Dengan tubuh yang fit dan sehat, imun tubuh jadi kuat, saya rasa virus juga akan sulit masuk ke dalam tubuh kita,” pungkasnya.

Reporter: Ahya Firmansyah
Editor: Aprianoor