Budaya banjar

Kesenian Madihin, Sejarah Hiburan Rakyat dan Warisan Budaya Banjar

Madihin merupakan kesenian asal Kalimantan Selatan yang memadukan unsur lawak dan hiburan.

Kesenian Madihin asal Kalimantan Selatan. Foto; wikipedia

apahabar.com, JAKARTA –  Madihin merupakan kesenian asal Kalimantan Selatan yang memadukan unsur lawak dan hiburan. Selain itu juga memadukan alunan musik, tari, dan interaksi penonton.

Madihin, yang berasal dari kata "madah" dalam bahasa Arab yang artinya "nasihat" atau juga bisa diartikan sebagai "pujian," merupakan suatu bentuk puisi dari suku Banjar.

Puisi rakyat ini, yang memiliki genre Madihin, eksklusif hanya ditemukan di kalangan etnis Banjar di wilayah Kalimantan Selatan. Oleh karena itu, definisi Madihin tidak dapat diuraikan dengan mengadopsinya dari tradisi di luar folklor Banjar.

Madihin menggabungkan komedi dan musik juga tarian. Foto: infopublik


Tajuddin Noor Ganie (2006) memberikan definisi Madihin sebagai puisi rakyat anonim yang bersifat hiburan, dituangkan atau tertulis dalam bahasa Banjar, dengan karakteristik fisik dan mental yang khusus sesuai dengan konvensi yang berlaku dalam konteks folklor Banjar di Kalimantan Selatan.

Dalam penyelenggaraan Madihin, seorang pemadihin akan membawa alat musik tertentu, yaitu Tarbang. Masyarakat Banjar menyebut Tarbang sebagai sebuah gendang yang menjadi satu-satunya alat musik pendamping dalam Madihin.

Gendang ini memiliki berbagai ukuran dan tingkat kekencangan yang berbeda-beda. Setiap pemain, baik secara individu atau kelompok pemadihin, diwajibkan memukul gendang selama pertunjukan Madihin.

Tarbang untuk Madihin biasanya terbuat dari kayu asam hutan atau batang pohon Nangka. Gendang tersebut kemudian dibungkus dengan kulit kambing atau kulit rusa yang diikat dengan simpul tali dari rotan. Selain itu, terdapat pasak kayu yang digunakan untuk mengatur ketegangan kulit pada Tarbang.

Kesenian Madihin. Foto: budayamelayuriau.blogspot

Bunyi yang dihasilkan oleh Tarbang hanya terdiri dari dua nada, yaitu 'Tak' dan 'Dung'. Nada 'Tak' dihasilkan dengan menekan ujung tepi tarbang bagian kiri menggunakan jari kiri, sementara jari kanan memukul ujung tarbang bagian kanan.

Nada 'Dung' dihasilkan dengan memukul bagian tengah tarbang menggunakan jari kiri, sementara jari kanan tetap diam.

Madihin, yang konon menjadi hiburan rakyat, meramaikan acara Bakarasmin dalam berbagai peristiwa seperti peringatan hari besar, kampanye politik, khitanan, hingga acara tradisional seperti pernikahan dan pesta adat.

Para seniman berbahasa Madihin, atau Pamadihinan, adalah entertainer mandiri yang menggeluti profesi ini baik secara individu maupun kelompok.

Madihin oleh John Tralala. Foto: Youtube

Tradisi Madihin terus dilestarikan, hadir dalam bentuk pertunjukan live dan disiarkan melalui radio swasta di Kalimantan Selatan.
Lomba Madihin rutin diadakan setiap tahun, dengan hadiah mencapai jutaan rupiah untuk tingkat kota, kabupaten, dan provinsi.

Popularitas Madihin tidak hanya terbatas di Kalimantan Selatan, bahkan di luar daerah dan luar negeri, Madihin tetap menjadi opsi hiburan yang diminati di pemukiman etnis Banjar.
Meski merantau, masyarakat Banjar membawa keterampilan Madihin bersama-sama dengan keterampilan lainnya. Pamadihinan yang menjadikan Madihin sebagai pekerjaan profesional dapat hidup layak.
Beberapa bahkan mendapat kesempatan besar melalui perusahaan rekaman di Banjarmasin yang tertarik untuk menerbitkan rekaman Madihin. Penjualan kaset, VCD, dan DVD Madihin ternyata cukup besar.

Di masa lalu, saat suku Banjar belum mengenal sistem ekonomi uang, imbalan bagi Pamadihinan diberikan dalam bentuk natura, seperti jarum, bola benang, serta barang-barang pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.