Pemkot Banjarmasin

Kesehatan Jadi Kunci, Anak Putus Sekolah pun Jadi Target Vaksinasi di Banjarmasin

apahabar.com, BANJARMASIN – Kesehatan anak selama pandemi Covid-19 menyita perhatian Pemkot Banjarmasin. Dalam momentum Hari Anak…

Dalam momentum Hari Anak Nasional, Pemkot Banjarmasin berkomitmen menggalakkan vaksinasi massal terhadap pelajar. Foto ilustrasi: Antara

apahabar.com, BANJARMASIN – Kesehatan anak selama pandemi Covid-19 menyita perhatian Pemkot Banjarmasin. Dalam momentum Hari Anak Nasional, vaksinasi akan digalakkan hingga menyasar anak putus sekolah.

Kepala Dinkes Banjarmasin Machli Riyadi memastikan vaksinasi tak hanya untuk anak yang berusia 12 tahun ke atas.

“Anak putus sekolah silakan datang ke puskesmas domisili,” ujar Machli kepada apahabar.com, Jumat (23/7).

Vaksinasi secara massal khusus anak rencananya dimulai sejak 26 Juli hingga 30 Agustus 2021.

Namun ada sederet kendala, salah satunya menyangkut ketersediaan vaksin Covid-19 itu sendiri.

Program itu baru bisa dijalankan apabila vaksinnya tersedia. Saat ini Dinkes Banjarmasin masih menunggu pasokan vaksin pemerintah provinsi.

“Jumlah yang kami usulkan itu sebanyak 25.000 vial. Kami masih menunggu vaksinnya. Kalau sudah ada, vaksinasi akan dilakukan sesegeranya,” ujarnya.

Lebih rinci, program vaksinasi akan menyasar kalangan pelajar. Atau umumnya mereka yang saat ini berada di sekolah tatap muka atau PTM.

“Mulai dari sekolah negeri maupun swasta,” ujarnya.

Machli sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarmasin.

Nantinya, pelaksanaan vaksinasi digelar di sekolah. Artinya, mereka tidak akan bergerombol di suatu tempat seperti umumnya vaksinasi massal.

Program ini nantinya juga mesti mendapat persetujuan wali murid. Ia berharap besar program tersebut bisa disetujui orang tua.

“Kami akan mengirimkan formulir kepada orang tua melalui guru atau pihak sekolah. Nantinya, form itu ditandatangani orang tua, menyetujui anaknya untuk divaksin,” jelasnya.

Ditanya perihal dosis, Machli menyebut sama seperti dosis orang dewasa. Vaksin dan dosis yang dipakai pun sama. Yakni vaksin jenis sinovac.

“Orang tua yang tidak setuju, kami edukasi dulu betapa pentingnya vaksinasi. Anak yang tidak bervaksin, tentu berisiko tinggi terpapar Covid-19,” jelasnya.

Lantas bagaimana nasib remaja yang putus sekolah untuk bisa mendapatkan vaksinasi? Machli mempersilakan mereka ke puskesmas tempat tinggal asal.

“Sedangkan bagi remaja umum atau yang putus sekolah tapi ingin divaksin, bisa mendatangi puskesmas. Dengan syarat membawa kartu keluarga,” tuturnya.

Merujuk data Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM),kasus konfirmasi positif pada usia PAUD pada periode 24-30 Juni sebanyak 5 orang, sedangkan pada periode 1-7 Juli meningkat menjadi 7 orang.

Pada anak usia SD jumlah kasus yang terjadi sepanjang 1-7 Juli ada 41 orang, naik 1,7 kali lipat dibanding kasus pada 7 hari sebelumnya. Sementara anak usia SMP jumlah kasusnya sebanyak 20 orang atau meningkat 3 kali lipat.