Kalteng

Kesbangpol Kalteng Apresiasi Posko Relawan Paslon Berdampingan

apahabar.com, PALANGKA RAYA – Ada yang menarik perhatian untuk Pilgub Kalteng 2020. Sebab posko relawan masing-masing…

Oleh Syarif
Posko relawan paslon gubernur dan wakil gubernur Kalteng di Jalan Iman Bonjol Palangka Raya berdampingan. Foto-Istimewa

apahabar.com, PALANGKA RAYA – Ada yang menarik perhatian untuk Pilgub Kalteng 2020. Sebab posko relawan masing-masing pasangan calon (paslon) di Jalan Iman Bonjol Kota Palangka Raya letaknya berdampingan, hanya dipisahkan oleh pagar pembatas.

“Saya senang posko di depan Korem berdampingan. Jangan dilihat kalau berdekatan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kalimantan Tengah (Kalteng) Agus Pramono, Rabu (21/10).

Menurut Agus, hal itu justru sebaliknya, sangat luar biasa dan jarang terjadi. Karena, biasanya dimana-mana selalu berjauhan.

Agus menjelaskan, dari sumber Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), setidaknya ada tiga potensi ancaman kerawanan pada pelaksanaan Pilgub Kalteng 2020.

Polarisasi di tengah masyarakat akibat persebaran informasi lewat media sosial (medsos). Potensi terjadinya polarisasi di tengah masyarakat harus diantisipasi dengan baik.

Terutama lewat medsos, dimana marak hoaks, ujaran kebencian, kampanye negatif yang dapat mengganggu persatuan dan kesatuan harus dicegah secara maksimal.

Kemudian politik identitas dan politisasi isu suku, agama, ras dan antar golongan (sara) yang diduga masih akan menjadi ancaman pada Pilkada Serentak 2020.

Potensi ini perlu menjadi perhatian bersama untuk diantisipasi semua pihak terkait di daerah.

Potensi kerawanan terakhir, keberpihakan dan ketidaknetralan penyelenggara pemilu kepada salah satu paslon kepala daerah secara langsung menjadi sumber utama konflik dalam seluruh proses tahapan Pilkada.

Tak dipungkiri, Pilkada kali ini mempunyai tantangan lebih berat dibandingkan pesta demokrasi pada umumnya.

Selain persoalan hoaks, ancaman pandemi Covid-19 juga menjadi persoalan.

Tantangan selama Pilkada tidak hanya dihadapi oleh para penyelenggara pemilu saja. Namun juga para pengawas pemilu dan juga para penegak hukum memiliki tantangan berat dalam pelaksanaan Pilkada 2020 mendatang.

“Pengawas dan penegak hukum juga bertugas dan wajib menerapkan protokol kesehatan,”tegasnya.

Jadi, selain protokol kesehatan, Pilkada kali ini juga isu mewaspadai penyebaran mengenai kebohongan.

Sebab hoaks menjadi persoalan utama selama pelaksanaan pesta demokrasi. Pasalnya banyak sekali hoaks atau berita bohong yang beredar di media sosial (medsos).

“Ayo kita awasi bersama berita hoax. Jangan sampai memecahkan persatuan dan kesatuan,”imbuhnya.