News

Kesaksian Mahasiswi Amuntai di AS: Massa Setop Perang Rusia-Ukraina Demo Joe Biden

apahabar.com, WASHINGTON – Mufradatul Riadhah, mahasiswi asal Amuntai, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, menyaksikan langsung kondisi…

Aktivis memegang plakat dan bendera saat mereka berkumpul di Lafayette Square untuk memprotes invasi Rusia ke Ukraina di Washington, DC, pada 24 Februari 2022. – Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari, melepaskan serangan udara dan memerintahkan pasukan darat melintasi perbatasan dalam pertempuran yang menurut pihak berwenang Ukraina menewaskan puluhan orang. Foto-MANDEL NGAN/AFP

apahabar.com, WASHINGTON – Mufradatul Riadhah, mahasiswi asal Amuntai, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, menyaksikan langsung kondisi politik Amerika Serikat di tengah perang Rusia-Ukraina.

Menurut wanita yang akrab disapa Ria itu kondisi politik Negeri Paman Sam terlihat adem-adem saja.

Meskipun, aksi unjuk rasa setop perang Rusia-Ukraina bergema di negara adidaya tersebut.

Dengan mata kepala sendiri, Ria melihat puluhan massa setop perang Rusia-Ukraina mendemo Joe Biden di Gedung Putih.

“Kurang lebih 20 massa melakukan demontrasi di depan Gedung Putih,” ucap Ria kepada apahabar.com via WhatsApp, Sabtu (26/2) malam.

Puluhan massa tersebut melakukan aksi demonstrasi selama lima jam.

Sampai akhirnya massa membubarkan diri lantaran tidak mendapat respons dari Presiden Joe Biden.

“Sebab gaya politik Joe Biden itu take it easy,” tutup mahasiswi Harvard University tersebut.

Mufradatul Riadhah, mahasiswi asal Amuntai, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, menyaksikan langsung kondisi politik Amerika Serikat di tengah perang Rusia-Ukraina. Foto-Istimewa

Sekedar diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan perang dengan Ukraina pada Rabu (23/2).

Putin mengeklaim Rusia sedang melakukan operasi militer khusus untuk mendemiliterisasi Ukraina.

Merespons deklarasi itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menilai agresi tersebut tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan oleh Rusia.

“Putin telah memilih perang yang akan membawa korban jiwa dan penderitaan manusia,” kata Joe Biden.

"Rusia sendiri bertanggung jawab atas kematian dan kehancuran yang ditimbulkan oleh serangan ini, dan Amerika Serikat serta para sekutu dan mitranya akan merespons dengan cara yang bersatu dan tegas. Dunia akan menuntut pertanggungjawaban Rusia."

Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memang berada di pihak Ukraina.

Bahkan keduanya telah mengirim ribuan pasukan tentara dan 100 jet tempur untuk menahan gempuran Rusia.

Sampai saat ini perang antara Rusia-Ukraina masih berlangsung.

Tentara Rusia dikabarkan telah memasuki ibu kota Ukraina, Kiev.