Keracunan Massal di Padang Tanggul HSU: Satu Meninggal, Begini Kronologinya

Geger keracunan massal terjadi di Desa Padang Tanggul, Kecamatan Amuntai Selatan, Hulu Sungai Utara (HSU), Senin (6/11).

Polisi saat melakukan olah TKP terkait peristiwa keracunan massal di HSU. Foto-Humas Polres HSU

apahabar.com, AMUNTAI - Geger keracunan massal terjadi di Desa Padang Tanggul, Kecamatan Amuntai Selatan, Hulu Sungai Utara (HSU), Senin (6/11). Akibat kejadian itu, satu orang meninggal dunia diduga buntut keracunan makanan.  

Keracunan massal yang menyebabkan 30 orang menjadi korban itu diduga bermula dari hajatan yang digelar warga setempat di RT 02 Desa Padang Tanggul, Sabtu (4/11) siang. 

"Saat itu tuan rumah menyediakan makanan berupa nasi bungkus sebanyak 110 bungkus bagi warga yang hadir pada hajatan tersebut," kata Kapolres HSU AKBP Moch Isharyadi F melalui Kasi Humas AKP Momo Jon Rodok, Selasa (7/11).

"Nasi itu dipesan tuan rumah dari pihak lain, kemudian dibungkus dengan kertas oleh orang berbeda dan disajikan ke mereka yang hadir di hajatan," imbuhnya.

Dijelaskan Momo, pada subuh Minggu (5/11) barulah ada warga yang merasakan gejala berupa badan panas, muntah dan diare. Hal ini terus berlanjut sampai Senin (6/11).

Kata Momo, awalnya korban keracunan diketahui 20 orang, mereka diperiksa oleh perawat dari Puskesmas Amuntai Selatan dan dirujuk ke RS Pembalah Batung, Amuntai. 

"Seiring berjalannya waktu diketahui korban keracunan massal menjadi 30 orang," sebutnya.

Di antara korban itu 21 orang dirujuk ke RS Pembalah Batung, 4 di antaranya masih dirawat, 17 orang telah diperbolehkan pulang, 8 orang menjalani rawat jalan dan 1 orang diduga meninggal dunia sebelum peristiwa keracunan massal ini ramai.

"Polisi telah melakukan olah TKP dan menyita barang bukti berupa sisa nasi bungkus berwarna coklat yang didapat di rumah salah satu korban," pungkasnya.

AKP Momo Jon Rodok mengemukakan, dari laporan Polsek Amuntai Selatan diduga ada yang meninggal dari keracunan ini. Korban berinisial Hajjah S (56).

"Kami sudah melakukan penyidikan. Namun, pihak keluarga dari Ibu HS menolak untuk dilakukan autopsi, dan menerima kematian almarhumah. Pihak keluarga sudah menguburkan," ujarnya mewakili Kapolres HSU AKBP Moch Isharyadi Fitriawan.