Politik

Kepercayaan Publik Terhadap KPU Belum Maksimal

apahabar.com, BANJARMASIN – Kepercayaan publik terhadap penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu) diakui menjadi tantangan dalam penyelenggaraan pesta…

Narasumber penyelenggara Pemilu memaparkan bagaimana cara membangun kepercayaan publik. Foto-apahabar.com/Baha

apahabar.com, BANJARMASIN – Kepercayaan publik terhadap penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu) diakui menjadi tantangan dalam penyelenggaraan pesta demokrasi 2019. Penyelenggara pun diminta siap menghadapi segala kondisi.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalsel, Edy Ariansyah dalam Dialog Publik bertajuk 'Membangun Kepercayaan Publik dalam Pemilu 2019' di Hotel Golden Tulip Banjarmasin, Sabtu (12/1/2018).

“Setiap penyelenggaraan Pemilu itu ada tantangan tersendiri. Tapi, pemilu kali ini mengalami tantangan besar mengenai kepercayaan publik,” sebutnya.

Edy menilai kinerja penyelenggara pemilu tengah dibangun saat ini. Sebab, berdasarkan hasil survei pada 10-13 Oktober trend kepercayaan publik terhadap KPU tidak begitu tinggi, hanya cuma 69 persen.

Nilai tersebut lebih meningkat dibandingkan informasi pada 7 Maret – 12 April, hanya 39 persen pada kepercayaan masyarakat pada ajang Pemilu mendatang.

Baca Juga:KPU Tapin Ajak Jadi Relawan Demokrasi

Menurutnya, jika ada isu-isu miring tentang kebijakan KPU, hanya akan didiamkan. Tapi, jika cara tersebut dipertahankan saat ini, maka isu miring itu akan menjadi-jadi dan bersifat merusak. Karena pesta demokrasi tahun ini, berbarengan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres), tak hanya legislatif saja.

Ia pun menyampaikan, membangun kepercayaan publik terhadap penyelenggara saat ini terus didorong agar kerangka hukum kontestan Pemilu dianggap telah mendukung.

“Sekarang penyelenggaraan Pemilu tidak ada lagi ruang untuk curang. Sebab ada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) ada polisi,” sambungnya.

Sementara itu, ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kalsel, Iwan Setiawan menyebutkan, jika membangun kepercayaan publik kepada penyelenggara, harus berangkat dari pengalaman-pengalaman masa lalu. Menurut dia, peristiwa minor yang terjadi harus terus dievaluasi.

Ia juga menyebutkan, jika kepercayaan itu, sebenarnya dibangun dari 3 pilar, penyelenggara, peserta Pemilu, dan masyarakat pemilih.

“Karena, kepercayaan itu saling terkait. Peserta dengan pemilih, pemilih dengan penyelenggara, penyelenggara ke peserta,” ucapnya.

Baca Juga:KPU HSS Siap Laksanakan Pemilu 2019

Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Syarif