Kepala BNPB Ingatkan Potensi Karhutla di Banua: Harus Diantisipasi Lebih Awal

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, Letjen TNI Suharyanto bertandang ke Kalsel dalam rangka rapat koordinasi penanggulangan bencana kebakara

Rakor penanggulangan karhutla oleh BNPB dan Gubernur Kalsel di Banjarbaru. Foto-apahabar.com/Hasan

apahabar.com, BANJARBARU - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, Letjen TNI Suharyanto, bertandang ke Kalsel untuk menghadiri rapat koordinasi penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Selasa (25/7).

Dari data BNPB, wilayah Kalimantan paling mendominasi soal hotspot atau titik panas. Bahkan Kalsel lebih tinggi dibanding Kalteng.

Di Banua, Tanah Laut menjadi kabupaten dengan titik panas terbanyak, disusul Banjar, Balangan dan Hulu Sungai Selatan.

Karena itu, Letjen Suharyanto meminta para bupati, kapolres dan dandim agar waspada dan berhati-hati dengan adanya titik panas di daerahnya.

"Sebab jika api sudah besar, semua akan percuma. Jadi harus diantisipasi lebih awal," katanya, di salah satu hotel di Banjarbaru.

Baca Juga: Menpora: Semifinal dan Final Piala Dunia U-17 di Stadion Manahan Solo

Baca Juga: Penjualan Listrik PLN Semester I Capai 137,12 TWh, Sektor Bisnis Jadi Penopang

Di sisi lain, Suharyanto meningatkan agar semua elemen bersiap dalam menghadapi fenomena El Nino.

"Fenomena ini akan membuat kelangkaan air dan kekeringan yang mengakibatkan gagal panen dan lainnya," paparnya.

BNPB juga menyerahkan bantuan hydran dan selang pemadam kepada pemerintah Kalsel dalam kesempatan itu.

Di Banjarbaru, karhutla semakin menjadi setelah teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan dihentikan sejak 11 Juli lalu.

Penghentian hujan buatan ini lantaran pesawat yang digunakan mengalami kerusakan dan harus dikembalikan ke homebase Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang.