Tak Berkategori

Kenapa Seseorang Bisa Jadi Pelakor? Ini Komentar Psikolog

apahabar.com, JAKARTA – Istilah pelakor (perebut laki orang) kembali ramai diperbincangkan. Itu setelah dua personel Sabyan,…

Ilustrasi. Foto-iStock

apahabar.com, JAKARTA – Istilah pelakor (perebut laki orang) kembali ramai diperbincangkan.

Itu setelah dua personel Sabyan, Nisa dan Ayus, diduga terlibat perselingkuhan. Padahal, Ayus sendiri sudah memiliki istri yaitu Ririe Fairus.

Menurut psikolog klinis Stephanie Newman PhD, berhubungan dengan pria yang sudah menikah oleh sebagian orang dirasa lebih menantang.

Ada sensasi yang didapatkan seseorang saat menjalani ‘hubungan rahasia’ dengan pria beristri.

“Ada juga wanita super kompetitif yang membutuhkan kompetensi. Berhubungan dengan suami orang meningkatkan rasa percaya dirinya. Semakin ‘panas’ saingannya, semakin dia merasa lebih superior dibanding sang istri,” jelas Newman dikutip dari Pshycology Today.

Selain itu, psikolog dari Tiga Genarasi, Sri Juwita Kusumawardhani MPsi, mengatakan alasan lain seseorang tega menjadi perebut suami orang lantaran kontrol diri mereka yang amat rendah sehingga tak lagi memahami norma.

“Istilahnya kayak nggak punya perasaan kan. Berarti empatinya itu nggak terlatih. Jadi dia nggak bisa menempatkan diri kalau saya atau ibu saya yang mengalami hal itu,” tutur Wita, dilansir dari detikcom.

Meski demikian perlu diingat bahwa masih banyak wanita yang berpikiran waras dan tidak ingin melakukan hubungan perselingkuhan. Semua kembali pada yang ‘digoda’ dan pelakor itu sendiri.

Perselingkuhan butuh dua pihak untuk bisa terjadi. Pria ikut andil, karena secara sadar memutuskan untuk menjalin hubungan terlarang.