Hot Borneo

Kemilau Emas Berujung Maut, Walhi Kalsel: Pemerintah Harus Bertanggung Jawab

apahabar.com, BANJARBARU – Longsor di pendulangan emas di Sungai Durian, Kabuapten Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) yang…

Longsor di Sungai Durian kembali memakan korbanFoto: warga setempat untuk apahabar.com

apahabar.com, BANJARBARU – Longsor di pendulangan emas di Sungai Durian, Kabuapten Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) yang menewaskan para pendulang sejatinya bukan hal baru lagi.

Pada 2020 silam, sedikitnya enam jiwa yang hilang lantaran longsor di pendulangan rakyat tersebut. Teranyar, pendulangan emas itu kembali memakan korban.

Ada 6 korban yang dinyatakan meninggal dunia, 6 lainnya luka parah dan 5 pendulang hilang masih dalam pencarian

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalsel angkat bicara soal pendulangan emas di Kabupaten Kotabaru yang kembali memakan korban.

Direktur Eksekutif Walhi Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono mengatakan kejadian seperti ini selalu terulang. Menurutnya, pemerintah yang bertanggung jawab terhadap keselamatan rakyat dan lingkungan.

“Harus segera dicarikan solusi terbaik. Salah satunya mata pencaharian pengganti yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan serta minim resiko,” papar Cak Kis sapaan karibnya, Rabu (28/9).

Apalagi kata Kis, rata-rata di lokasi tambang emas yang dikerjakan rakyat sangat minim menggunakan teknik pertambangan. Khususnya yang mengancam keselamatan jiwa.

“Padahal usaha ini seperti mimpi yang beresiko nyawa. Tidak sebanding antara pendapatan dengan hilangnya nyawa,” katanya.

Update Longsor Tambang Emas Kotabaru: 6 Tewas, 6 Selamat!

Kis bilang, rakyat banyak tergiur mimpi mendapat emas atau berlian. Menurutnya, secara perizinan daerah-daerah pertambangan emas rakyat rata-rata masih belum legal.

“Dan pemerintah juga tidak ada tindakan penertiban. Padahal resiko kerusakan lingkungan dan hilangnya nyawa sangat tinggi,” ucapnya.

“Sudah rahasia umum kalau itu tindakan ilegal atau pertambangan ilegal, tapi dari dulu sampai sekarang masih bisa beroperasi,” timpalnya.

Sebelumnya, Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Banjarmasin merilis data korban terbaru longsornya tambang emas di Kotabaru.

Hingga Selasa (27/9) sekitar pukul 20.45 Wita, sebanyak 12 dari 15 korban berhasil ditemukan. Nahasnya, 6 orang dinyatakan meninggal dunia, dan 6 orang lainnya selamat.

"Sementara 3 sisanya masih dalam pencarian," ucap Kepala Basarnas Banjarmasin, Al Amrad melalui siaran pers yang diterima apahabar.com.

Ia mengatakan, akses menuju lokasi sangat sulit lantaran tidak bisa menaiki kendaraan roda empat.

Karenanya, tim harus berjalan kaki 5-6 jam atau menggunakan kendaraan roda dua dengan durasi waktu 3-4 jam.

“Saat ini korban selamat berada di Puskesmas Banian dan Rumah Sakit Marina," katanya.

"Untuk memaksimalkan pencarian korban, kami berangkatkan 2 tim untuk membantu proses evakuasi di lapangan yang berasal dari Pos SAR Kotabaru dan Unit Siaga SAR Batulicin," tutupnya.

Korban Selamat

1. Murdiah
2. Isai
3. Anang
4. Suryadi
5. Samsul
6. Arifin

Korban Meninggal Dunia

1. Wahid
2. Padliannoor alias Amang Bali
3. Inal
4. Salman
5. Imis
5. Norjanah

Breaking News! Jalan Nasional di Satui Tanah Bumbu Terancam PutusAkibat Longsor