Kemeriahan Puncak Bagarakan Sahur di Martapura, Ribuan Warga Tumpah Ruah

Ribuan warga Martapura, Kabupaten Banjar tumpah ruah ke jalan menggelar puncak bagarakan sahur, Minggu (31/3) dini hari.

Puncak bagarakan sahur warga Pasayangan, Martapura, Kabupaten Banjar pada malam ke-20 Ramadan, Minggu (31/3) dini hari. Foto-bakabar.com/Hendra Lianor

bakabar.com, MARTAPURA - Ribuan warga Martapura, Banjar, tumpah ruah ke jalan untuk menggelar puncak bagarakan sahur, Minggu (31/3) dini hari.

Bagarakan sahur atau membangunkan orang untuk bersahur ini sudah menjadi tradisi warga Martapura saban tahun tiap malam ke-20 Ramadan.

Kalau malam sebelumnya bagarakan sahur hanya di tiap RT atau desa/kelurahan masing-masing, mereka akan bersatu di malam puncak ini mereka semua bersatu.

Hal itulah yang membedakan dengan bagarakan sahur di Martapura dengan di daerah lain. Setelah malam 20 Ramadan, tidak dilakukan lagi bagarakan sahur malam selanjutnya sampai Idulfitri.

Puncak bagarakan sahur diikuti banyak kelompok pemuda. Setiap kelompok membawa alat masing-masing mulai dari sound sistem, drum band, rebana, hingga tandon.

Uniknya beberapa pemuda melakukan cosplay dengan memakai pakaian ala tuyul, hingga pocong.

Cosplay pocong saat bagarakan sahur di Martapura, Kabupaten Banjar, Minggu (31/1) dini hari. Foto: bakabar.com/Hendra Lianor

"Tradisi puncak bagarakan sahur ini sudah berlangsung lama," papar M Makky, koordinator bagarakan sahur.

"Selanjutnya mulai malam 21 Ramadan, tidak dilakukan lagi bagarakan sahur agar tidak mengganggu warga yang fokus melaksanakan salat malam dan ibadah lain," sambungnya.

Puncak bagarakan sahur start dari simpang empat Kelurahan Pasayangan atau tepatnya di depan Ponpes Darussalam Martapura. Kemudian berjalan menuju Jalan Pangeran Abdurrahman, Jalan Menteri Empat, Jalan Batuah, Jalan Ahmad Yani, dan kembali ke titik start.

"Mereka yang ikut bagarakan sahur ribuan tidak hanya dari warga Pasayangan, tapi warga tetangga dan para relawan BPK," tandas Makky.