Kalsel

Kemerdekaan RI ke-74, Pemuda Banua Harus Jadi Pengusaha di Tengah Kemiskinan

apahabar.com, BANJARMASIN – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) Kalimantan Selatan (Kalsel) menilai…

Rapat pimpinan DPD GMNI Kalsel. Foto-apahabar.com/M Robby.

apahabar.com, BANJARMASIN – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) Kalimantan Selatan (Kalsel) menilai bonus demografi masih menjadi tantangan generasi muda di Hari Kemerdekaan ke-74 tahun.

“Apalagi kita mengusung tema Sumberdaya Manusia Unggul, Indonesia Maju,” ucap Sekretaris DPD GMNI Kalsel M Lufti Rahman disela kegiatan Rapat Pimpinan Cabang, Sabtu (17/8) siang.

Bonus demografi itu, kata dia, terjadi sejak 2019 hingga 2040 mendatang. Artinya, jumlah penduduk dengan usia produktif jauh lebih banyak dibandingkan usia non produktif.

“Apabila kondisi itu tak bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka akan berdampak negatif bagi bangsa Indonesia,” katanya.

Sehingga, sedini mungkin mesti disiapkan SDM yang berkualitas. Terlebih dalam hal kepemudaan. Dengan tujuan mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur.

Sementara itu, Perwakilan DPD KNPI Kalsel, M Imam Satria Jati mengatakan, demi menjawab kondisi bonus demografi, DPD GMNI Kalsel harus melahirkan sosok pengusaha muda.

“Minimal setiap DPC melahirkan 2 orang interpreneur muda,” bebernya.

Bukan tanpa alasan, semua bertujuan untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia. Mengingat, dengan menjadi pengusaha akan mampu menyediakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat kurang mampu.

“Generasi muda mesti menjadi solusi kemiskinan di Indonesia,” pungkasnya.

Baca Juga: Konferensi Daerah Pertama GMNI, Tanamkan Paham Bung Karno di Kalsel

Baca Juga:Sektor Potensial di Mata Pengusaha Seiring Rampungnya Bandara Syamsuddin Noor

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin