News

Kemenkop Dukung Pengembangan Minyak Makan Merah untuk Sejahterahkan Petani Sawit  

apahabar.com, JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UMKM berupaya untuk mengembangkan minyak makan merah untuk mendorong kemandirian…

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Foto: Thomas/apahabar.com

apahabar.com, JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UMKM berupaya untuk mengembangkan minyak makan merah untuk mendorong kemandirian pangan. Pengembangan ini juga menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan bahan baku dan ketidaksatabilan harga minyak goreng.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan saat ini koperasi sudah mulai mengenalkan cara untuk mengolah kelapa sawit dalam bentuk Tandan Buah Segar (TBS) menjadi produk turunan.

"Sekarang para petani sawit senang, karena mereka nanti tidak lagi hanya menjual TBS nya saja namun juga mendapatkan nilai tambah dari mengolah sawitnya menjadi minyak makan merah," ujarnya dalam acara Opening Ceremony Retail Summit 2022, di Sarinah Jakarta, Senin (15/8).

Teten juga menyampaikan apresiasinya kepada Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) karena sudah mecarikan pasar untuk minyak makan merah. Hal tersebut ditandai dengan komitmen anggota jaringan Hippindo yang sudah melakukan kontrak dengan petani sawit untuk menyuplai minyak makan merah.

Dia juga menambahkan saat ini dengan jaringan restoran sudah ada pemintaan sebanyak 200 ton minyak makan merah. Maka itu menurutnya kedepan setiap 1.000 hektare sawit akan dibangun mini pabrik untuk CPO dan minyak makan merah.

Saat ini Indonesia memiliki perkebunan sawit dengan luas mencapai 14,59 juta hekatre, dengan 6,04 juta hekatre atau sekitar 41 persen di antaranya dikelola oleh petani swadaya. Total Indonesia dapat memproduksi sawit mencapai 44,8 juta ton dengan 15,68 juta ton adalah hasil dari sawit rakyat.

"Saya kira jadi di perayaan 77 tahun kemerdekaan kita, salah satunya yang menjadi momentum saya kira bagaimana mensejahterahkan petani sawit dan juga memperbaiki suplai minyak makan merah ke masyarakat yang lebih merata," tutupnya. (Thomas)

Tags
News