Kalsel

Kembali Tampil di New York Fashion Week, Sasirangan Kalsel Laku Keras

apahabar.com, BANJARBARU – Tampil lagi di New York Fashion Week, Sasirangan Kalsel langsung melejit di dalam…

Desainer Vivi Zubedi menampilkan busana muslim di New York Fashion Week, salah satunya kain Sasirangan asal Kalimantan Selatan. Foto-istimewa

apahabar.com, BANJARBARU – Tampil lagi di New York Fashion Week, Sasirangan Kalsel langsung melejit di dalam dan luar negeri.

Hal ini disampaikan langsung oleh Desainer terkenal, Vivi Zubedi.

“Publik di NYFW sangat tertarik dengan Sasirangan. Bahkan mereka tidak percaya Sasirangan ini 100 persen buatan tangan,” ujar Vivi saat dihubungi apahabar.com, Sabtu (10/10).

Dalam wawancara media asing, Vivi menjelaskan bagaimana cara mengolah kain cantik beraneka warna tersebut.

Desainer Vivi Zubedi. Foto-net

“Saya jelaskan prosesnya mulai dari gambar, pencelupan ikat, dan mereka sangat menghargai nilai keterampilan-nya. Sesuatu yang dibuat melalui proses rumit, apalagi tanpa mesin amat diapresiasi di pasar internasional,” jelas Vivi.

Tidak hanya diapresiasi dunia Internasional, Sasirangan juga menunjukkan taringnya di Nasional.

Pasalnya berbagai fashion show dalam negeri mulai melibatkan Sasirangan dalam peragaannya.

“Dampak dalam negeri setelah NYFW sangat luar biasa. Saya juga sempat mengadaptasi Sasirangan ke motif produk-produk rancangan saya, hasilnya laku keras,” ungkapnya.

Di mana hasil rancangan bermotif Sasirangan itu terjual ratusan produk dalam waktu singkat.

Vivi yakin, ke depan Sasirangan bakal digandrungi masyarakat Internasional. Dikarenakan pilihan warnanya yang banyak dan menawan.

Sebab, potensi kain khas Kalsel itu disebutnya sangat besar. Dicontohkannya di Jepang dengan kain Shibori (tie dye/ ikat celup) dengan warna indigo saja sudah mendunia. Apalagi Sasirangan yang beraneka warna.

“Proses pembuatan kain Shibori ini sama dengan Sasirangan, sehingga saya yakin potensi Sasirangan sama besarnya. Shibori bahkan hanya punya warna indigo, sedangkan Sasirangan punya beraneka warna,” bebernya.

Sebab itu, kata Vivi untuk memaksimalkan potensi Sasirangan maka banyak yang harus lebih ditingkatkan, antara lain teknologi efisiensi pengerjaan dan pemasarannya.

“Desain juga harus terus dikembangkan supaya sesuai dengan tren kekinian,” ucapnya.

Untuk diketahui, Sasirangan yang dikenalkan Vivi dikancah internasional itu berasal dari Banjarbaru dan Banjarmasin.

Diakuinya langsung terpikat oleh keindahannya saat pandangan pertama.

“Saya masih fokus memasarkan Sasirangan dari Banjarbaru, dan Banjarmasin. Karena pertama kali melihat langsung jatuh cinta akan keindahannya,” katanya.

Di mana target terdekatnya adalah bisa merangkul lebih banyak pengrajin, sebab Sasirangan sudah menjadi mata pencaharian masyarakat secara turun-temurun beberapa generasi.

Menurutnya, jika para pengrajin berdaya, tentu akan meningkatkan pendapatan daerah juga.

Sedangkan untuk rencana jangka panjangnya, Vivi berharap bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk serius mempromosikan kain Sasirangan.

“Semoga Sasirangan bisa menjadi primadona tekstil Nusantara seperti batik, tenun Sumba, Songket Palembang yang sudah lebih dulu terkenal. Aamiin,” pungkasnya.