Kalsel

Kembali Melonjak, Kalsel Catat 154 Kasus Covid-19 Sepekan Terakhir

apahabar.com, BANJARMASIN – Gelombang kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan kembali melonjak. Dalam sepekan terakhir tercatat sebanyak…

Kesadaran warga Banjarmasin masih kurang dalam mencegah tertular virus Corona. Foto-apahabar/Riki

apahabar.com, BANJARMASIN – Gelombang kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan kembali melonjak. Dalam sepekan terakhir tercatat sebanyak 154 kasus baru virus corona.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel per 30 Januari 2022, ada 163 pasien yang dirawat. Sedang 26 orang lagi dinyatakan suspek.

Dari jumlah itu, Kota Banjarmasin tercatat sebanyak daerah paling banyak menyumbang pasien dengan 105 orang. Disusul Kabupaten Banjar ada 20 pasien, Banjarbaru 17 orang, dan Barito Kuala sebanyak 12 pasien masih dirawat.

Sementara sisanya masing-masing ada 3 orang dari Tanah Bumbu dan Tapin, 2 pasien Tanah Laut, serta satu orang di Hulu Sungai Utara.

Hal ini patut disayangkan. Mengingat, jika dilihat dua pekan ke belakang, tepatnya data pada 17 Januari lalu, Bumi Lambung Mangkurat pernah mencatat sisa 1 kasus Covid-19.

"Ini hasil tracing dari kontak erat konfirmasi sebelumnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kalsel M Muslim dikonfirmasi apahabar.com lewat pesan singkat, Senin (31/1).

Sayangnya, Juru Bicara Tim Satgas Covid-19 Kalsel itu tak lagi merespon pertanyaan lanjutan media ini. Telepon Whatsapp juga hanya berdering. Tapi, Muslim memastikan sampai saat ini belum ada terdeteksi varian omicron di Kalsel.

Dari data, omicron massif menyebar dari wilayah pulau Jawa-Bali. Terbaru merembet ke Kalimantan Barat.

Kendati demikian, Pakar Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Hidayatullah Muttaqin mewanti-wanti Kalsel.

"Kita harus mewaspadai dan memperkuat langkah-langkah mitigasi," ujar Taqin.

Sebab, menurutnya dengan sudah menyebarnya varian ini di Jakarta, maka potensi penyebaran Omicron ke seluruh wilayah Nusantar menjadi terbuka.

Hal ini disebabkan oleh seluruh provinsi di Indonesia terkoneksi dengan trnasportasi udara dari dan ke Jakarta.

Langkah-langkah mitigasi tersebut perlu dilakukan tanpa menunggu sudah terdeteksinya varian Omicron di Kalsel.

"Dari sisi mobilitas penduduk antar daerah dan antar pulau, skrining yang lebih ketat perlu diterapkan di pintu-pintu masuk Kalsel agar kita tidak kecolongan sebagaimana kasus varian Delta pertengahan tahun lalu," tambahnya.

Mobilitas penduduk juga perlu diperlambat dengan menerapkan kembali aturan mengenai WFH tanpa harus menunggu naiknya asesmen situasi ke level 3 atau 4.

Pelaksanaan PTM perlu ditinjau ulang, pusat perbelanjaan, super market dan minimarket perlu menerapkan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi sebagai syarat masuk.

Penegakkan dan edukasi penerapan protokol kesehatan kembali diperkuat. Patroli aparat penegakan disiplin prokes di tempat-tempat keramaian untuk memonitor dan mencegah terjadinya kerumunan dan warga yang tidak memakai masker.

Menurut dia, vaksinasi sangat penting khususnya ditujukan kepada penduduk kelompok rentan seperti lansia dan juga anak-anak yang baru saja dimulai vaksinasinya.

Strategi 3T juga menjadi kunci untuk mengurung potensi penyebaran Covid-19 khususnya varian Omicron. Tempat-tempat isolasi terpusat dipersiapkan untuk menjaga kemungkinan terjadinya penularan. Rumah sakit, obat-obatan dan oksigen juga siap.

Dengan langkah dan kesiapan mitigasi tersebut, Muttaqin berharap tidak terjadi penyebaran Omicron di Kalsel. Sekalipun tetap terjadi, menurutnya tim Satgas dan Pemda sudah siap.

"Meskipun gejala yang ditimbulkan varian ini cenderung ringan, tetapi kita harus memperhatikan dan melindungi kelompok rentan, yaitu para lansia, ada komorbid dan yang belum divaksin," pungkasnya.