Kalsel

Kembali Gaungkan #MosiTidakPercaya, Massa Anti-Omnibus Law Demo Lagi DPRD Kalsel

apahabar.com, BANJARMASIN – Badan Ekskutif Mahasiswa se-Kalimantan Selatan merasa kecewa dengan usaha Ketua DPRD Kalsel Supian…

Badan Ekskutif Mahasiswa se-Kalimantan Selatan berencana kembali melakukan demo di DPRD Kalsel. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Badan Ekskutif Mahasiswa se-Kalimantan Selatan merasa kecewa dengan usaha Ketua DPRD Kalsel Supian HK dalam menyampaikan aspirasi penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja ke Presiden Joko Widodo.

Di mana sebelumnya pada Kamis (8/10), massa meminta Ketua DPRD Kalsel Supian HK beserta jajaran menyampaikan aspirasi secara langsung ke Presiden Jokowi.

Pada waktu bersamaan, Supian HK bersama Ketua Komisi IV DPRD Kalsel Muhammad Lutfi Saifuddin dan perwakilan pemerintah provinsi langsung bertolak ke Istana Kepresidenan di Jakarta.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

Pada Jumat (9/10) rombongan tiba di Istana Kepresidenan. Bukan disambut Presiden Jokowi, malah mereka hanya bertemu Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

“BEM se Kalsel kecewa dan tidak puas dengan upaya Ketua DPRD Kalsel, Ketua Komisi IV dan perwakilan pemerintah provinsi ke Jakarta,” ucap Koordinator Wilayah BEM se-Kalsel, Ahdiat Zairullah kepada awak media, Minggu (11/10) sore.

Menurut Ahdiat, jika berpatok dengan nota kesepahaman, maka tujuannya jelas bertemu Presiden Jokowi secara langsung, bukan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

“Tujuannya kan bertemu Presiden Jokowi, bukan Staf Kepresidenan Moeldoko,” kata Ahdiat.

Tak hanya itu, mereka juga meminta rekaman video perdebatan antara rombongan dengan Presiden Jokowi saat proses penyampaian aspirasi mahasiswa.

“Kemarin itu tidak berdebat, namun hanya menyerahkan saja,” tegasnya.

Terkait alasan susahnya birokrasi bertemu presiden, Ahdiat menilai seperti itu untuk melihat keberanian seorang anggota DPRD Kalsel.

“Meskipun memerlukan waktu panjang dan lama, namun kami ingin melihat sejauh mana usaha anggota DPRD Kalsel dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat,” cetusnya.

Oleh sebab itu, mereka akan kembali bersikap dan melakukan aksi unjuk rasa. Kemudian kembali menggaungkan sikap #MosiTidakPercaya.

“Kita akan turun ke jalan lagi. Terkait lebih teknis, kita masih menunggu hasil konsolidasi, Selasa nanti,” pungkasnya.

Tunaikan amanah

Sebelumnya, hasil aksi unjuk rasa mahasiswa di Banjarmasin telah diserahkan ke Istana Negara, Jakarta, Jumat (09/10) pagi.

Berkas tuntutan penolakan RUU Cipta Kerja diserahkan oleh Ketua DPRD Kalsel Supian HK, didampingi oleh Ketua Komisi IV DPRD Kalsel, HM. Lutfi Saifuddin, Kepala Kesbangpol Kalsel, Heriansyah dan Kabag Persidangan Sekretariat DPRD Provinsi Kalsel Muhammad Zaini.

Supian mengatakan pihaknya mendesak untuk bisa langsung menyerahkan hasil tuntutan kepada Presiden Jokowi.

Namun, di waktu yang bersamaan, Presiden, kaya dia, sedang melaksanakan rapat bersama Kepala Daerah se-Indonesia termasuk plt. Gubernur Kalimantan Selatan H Rudy Resnawan, membahas hal serupa yaitu terkait Omnibus Law.

"Sehingga kita diminta untuk menyerahkan berkas sesuai prosedur administrasi Kenegaraan" ujar H Supian HK.

HM Lutfi Saifuddin menjelaskan bahwa H Rudy Resnawan dalam pertemuan virtualnya bersama Presiden dan Kepala Daerah se-Indonesia juga ikut menyuarakan terkait hasil tuntutan mahasiswa.

"Kita berharap bersama agar segala hasil yang didapatkan dalam pertemuan tersebut bisa sesuai dengan apa-apa yang diharapkan masyarakat," ujarnya.

Sesampainya rombongan kembali ke Rumah Jabatan Ketua DPRD Kalsel di Jalan Riau, No.9 Jakarta, Supian mendapatkan kesempatan khusus untuk bisa berkomunikasi menyuarakan tuntutan mahasiswa di rapat virtual tersebut yang disiarkan langsung secara live di CNN Indonesia pukul 13.40 WIB.

Kala itu, Supian menyuarakan sikap untuk mendesak Joko Widodo beserta jajaran di pusat agar segera melakukan pembahasan.

"Saya berharap agar tuntutan mahasiswa dan masyarakat bisa dikaji lebih lanjut, sehingga apa-apa yang dianggap merugikan segera diperpu," ujarnya tegas dalam rapat Virtual yang disaksikan oleh Presiden Joko Widodo dan Kepala Daerah se-Indonesia.

H Supian HK juga menekankan bahwa jangan sampai Undang-Undang Omnibus Law ini berdampak buruk di daerah-daerah khususnya Kalimantan Selatan, terlebih masalah pertambangan yang urusan kewenangannya ditarik ke pusat.

"Ini kan berarti sudah memangkas kinerja daerah di Dinas Pertambangan dan lingkungan hidup, begitu juga hal-hal yang lain yang dianggap merugikan. Kita sepakat saja tidak menolak secara keseluruhan, tapi pasal-pasal yang merugikan lainnya agar bisa dievaluasi, dan itulah yang diharapkan kaum buruh dan para mahasiswa", tutur Supian.

Dalam percakapan yang disaksikan oleh Presiden Joko Widodo dan Kepala Daerah se-Indonesia termasuk plt Gubernur Kalsel, H Rudy Resnawan pihak CNN Indonesia pun juga mengatakan bahwa pembahasan di pusat pada saat ini sedang berjalan.

Dalam pertemuan virtual melalui zoom ini pula, Presiden Jokowi menyoroti banyaknya massa yang berdemonstrasi adalah buah dari missinformasi serta banyaknya hoaks yang secara masif ada di sosial media dan masyarakat.

Presiden Joko Widodo juga memaparkan contoh-contoh hoaks yang beredar, seperti penghapusan UMR/UMP, penghapusan semua cuti, PHK secara sepihak, tidak ada jaminan sosial, dihapusnya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), mendorong komersialisasi pendidikan, dan lain sebagainya yang jelas-jelas tidak ada dalam Undang-Undang tersebut.

"Saya perlu tegaskan pula bahwa dalam Undang-Undang Cipta Kerja ini banyak sekali memerlukan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden yang akan kita selesaikan paling lambat tiga bulan setelah diundangkan. Kita pemerintah membuka dan mengundang masukan dari masyarakat, dan masih terbuka masukan dari daerah-daerah," ujarnya.

Ia juga menerangkan jika masih ada ketidakpuasan, dipersilakan untuk mengajukan Uji Materi melalui Mahkamah Konstitusi