Kalsel

Kematian Janggal Anak Ketua Nasdem Amuntai, Keluarga Curigai Saksi

apahabar.com, AMUNTAI – Setelah beragam kejanggalan menyelimuti kematian anaknya, Munawari ayah Muhammad Imam Ma’rif (13), menaruh…

Kuasa hukum keluarga Imam saat mengukur kedalaman air dengan kayu yang hanya setinggi kurang dari lutut orang dewasa. Foto: Ist

apahabar.com, AMUNTAI – Setelah beragam kejanggalan menyelimuti kematian anaknya, Munawari ayah Muhammad Imam Ma’rif (13), menaruh curiga kepada seorang saksi.

Politisi Nasdem ini menaruh syak-wasangka kepada seorang saksi yang selalu memberikan keterangan berubah-ubah.

“Kenapa kami curiga? Pasalnya setiap kali ditanya ia selalu berbohong,” kata Munawari ditanya apahabar.com, Kamis (18/11).

Jumat 12 November siang, saksi itu bersama korban Imam hendak mencari itik di areal persawahan RT 02, Desa Palimbangan Gusti, Kecamatan Haur Gading, Kabupaten HSU.

Munawari mengendus kejanggalan setelah sempat meminta saksi tersebut menunjukkan jalan saat dirinya bersama korban Imam berangkat ke sawah.

“Pertama kali, ia bilang bersama Imam lewat gang, terus ke sebelah kiri sampai ke TKP,” ujar Munawari.

Namun setelah ditanya lagi, saksi tersebut mengubah keterangannya. Dalam keterangan kedua, saksi ini bilang melewati jalan titian atau jembatan kayu hingga korban Imam menaiki jukung (sampan) seorang sendiri.

Sedang saksi hanya menunggu di titian hingga Imam sampai ke sebuah pohon sawo. Itu pengakuan saksi sebelum mendapat itik buruan mereka.

“Tapi, setelah Pak Humainy, pengacara saya menanyai bagaimana setelah dapat itik, berubah lagi pengakuannya bahwa mereka naik jukung bersama-sama ke TKP dan menangkap itik,” jelas ketua DPD Partai Nasdem HSU ini.

Tak sampai di situ, Munawari juga sempat menanyakan keputusan saksi tersebut pulang seorang diri meninggalkan Imam.

“Dia bilang mau ke masjid disuruh abahnya (ayahnya),” ujar Munawari.

Sesudah pemakaman Imam, dan disaksikan banyak orang termasuk keluarga saksi, sekali lagi rekan sebaya Imam ini berkelit.

Dia mengaku tak sampai ke masjid. Saatdi pertengahan jalan menuju masjid, ia putar balik pulang ke rumah. Keterangan ini, sebut Munawari, juga didengar oleh Yanuar Kanit Intel Polres HSU.

Sementara itu, seseorang warga justru melihat saksi ini berada di masjid. Dan sempat meminta kepadanya untuk keluar masjid menemui Imam meski dirinya tak mau.

“Orang itu mengatakan, saksi Salat Jumat berhalat (berjarak) 3 orang dengannya, keterangan ini berbeda dengan yang dikatakan saksi,” beber Munawari.

Menurut Munawari, dirinya telah menyampaikan semua temuan pihaknya itu ke penyidik Polres HSU.

“Sudah saya sampaikan ke penyidik, tapi baru melalui chat WhatsApp,” pungkas ketua Komisi III DPRD HSU ini.

Lebih jauh, Munawari menampik jika anaknya itu punya riwayat penyakit serius.

"Anak saya ini sehat bugar. Pintar berenang. Pintar menyelam. Meninggal air itu sangat tidak wajar," terangnya.

Saat ia mengutus tim kuasa hukumnya mengecek lokasi penemuan jasad Imam, kejanggalan kembali bertambah.

Pasalnya, ketinggian air di kubangan itu hanya 20 centimeter. Munawari sendiri memiliki tinggi 155 centimeter.

“Anak setinggi itu bagaimana bisa tenggelam,” ujarnya.

Kini Munawari hanya bisa berharap kepada kepolisian mengusut tuntas setiap kejanggalan yang didapat mereka.

“Kami mengapresiasi Polres HSU dan jajarannya terutama kepada bapak kapolres yang langsung turun ke TKP terlebih lagi kasat reskrim jajarannya yang sudah tiga kali ke tkp berjibaku dengan lumpur guna mengumpulkan bukti-bukti,” ungkap Munawari.

Kronologis Penemuan

Sebagai pengingat, Jumat 12 November sekitar pukul 13.00, Imam ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri di sebuah kubangan dekat sebuah pohon sawo RT 02, Desa Palimbangan Gusti, Kecamatan Haur Gading, Kabupaten HSU.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

Seorang saksi berinisial FS (11) yang juga rekan sebaya korban kemudian berlari ke jalan untuk meminta tolong warga. Kebetulan di sana ada Ruwaida.

Kemudian, Ruwaida datang ke lokasi ditemukannya Imam. Sesampainya di tempat kejadian Ruwaida berteriak hingga datang Marzuki membantu evakuasi.

Selain melakukan evakuasi Marzuki juga mencoba memberikan pertolongan pertama. Namun korban tetap tak merespons.

Selanjutnya Marzuki memberitahu kepada warga lain untuk membawa korban ke RS Pembalah Batung Amuntai yang berjarak 10 menit dari TKP.

Selesai dilakukan pemeriksaan korban dinyatakan meninggal dunia. Warga kemudian melapor ke Mapolres HSU.

Kali terakhir, Imam pamit untuk bermain bersama rekannya.

Keterangan Saksi

Tujuh saksi telah diperiksa polisi. Tiga di antaranya teman korban. Termasuk 4 orang lain yang mengevakuasi korban.

Sejauh keterangan yang diperoleh polisi, tidak ada yang menerangkan jika Imam mengalami pemukulan atau penganiayaan sebelum ditemukan tak sadarkan diri.

Polisi hanya mendapati keterangan dari saksi yang juga seorang rekan korban bahwa Imam sebelumnya juga pernah pingsan saat bermain.

Alhasil, Afri bilang penyidiknya sampai saat ini belum menemukan adanya unsur kejahatan atas kematian Imam.

“Sementara masih kami lakukan penyelidikan,” kata Kapolres HSU, AKBP Afri Darmawan melalui Kasat Reskrim AKP Andi Patinasarani, Rabu malam (17/11).

JANGGAL! Anak Ketua Nasdem Amuntai HSU Diduga Dibunuh

Tags
Kalsel