Kalsel

Kemarau Tiba, Kalsel Usulkan 10 Heli Water Bombing

apahabar.com, BANJARMASIN – Provinsi Kalimantan Selatan baru saja kedatangan dua helikopter water bombing kiriman dari Badan…

Penampakan helikopter bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Foto-BPBD Kalsel for apahabar.com

apahabar.com, BANJARMASIN – Provinsi Kalimantan Selatan baru saja kedatangan dua helikopter water bombing kiriman dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Heli berjenis MI 8 dan Kamov KA 3T disiagakan untuk menghadapi musim kemarau panjang. Kedua heli yang diawaki pilot Rusia itu siap bergerak menyisir sejumlah titik rawan kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla.

“Sebelumnya menyisir tiga titik, dua di Bati-Bati Tanah Laut, dan 1 di Tapin Tengah,” jelas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Wahyuddin, kepada apahabar.com, Kamis (25/7) siang. “Namun untuk hari ini belum ada laporan hotspot,” sambung Mahyudin.

Helikopter tersebut, menempuh jarak tempuh 3 sampai 4 jam sekali terbang dan membawa sebanyak 5 ton air untuk memadamkan sejumlah titik api di Kalsel.

“Apabila ada laporan dari titik api yang tidak terjangkau oleh tim satgas, maka helikopter akan segera kami arahkan ke sana,” katanya.

Helikopter bantuan tersebut akan kembali dikirimkan oleh BNPB apabila Karhutla di Kalsel menjadi semakin gawat.

“Kami meminta total 10 helikopter, nanti akan dikirimkan lagi tergantung situasi dan kondisi,” ucapnya.

Karena menurutnya, pada musim kemarau, titik api akan sangat cepat bermunculan bahkan mencapai 2-3 titik api perharinya.

Terakhir dirinya juga mengimbau kepada masyarakat Kalsel agar tidak sewenang-wenang dalam membakar lahan ataupun hutan

Apabila ingin membakar sampah jauhkan dari lahan dan hutan. Dengan cuaca yang panas, api sangat rentan merambat ke kawasan sekitar.

Ya, Banua, sebutan Kalsel, menjadi satu dari lima provinsi di Indonesia yang berstatus siaga darurat Karhutla.

Pada musim kemarau tahun ini, penetapan status siaga darurat dilakukan di provinsi dengan potensi kekeringan tinggi akibat fenomena cuaca El Nino.

Selain Kalsel, ada nama Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Barat, serta Kalimantan Tengah.

Adapun daerah yang dinilai rawan terjadinya Karhutla, meliputi Kabupaten Tanah Laut, Barito Kuala, Banjar, Banjarbaru dan Tapin.

Bahkan meminjam data BPBD Kalsel, per 1 Januari hingga 9 Juli 2019 jumlah lahan terbakar di Kalsel mencapai 52,445 hektar atau sebanyak 43 kasus.

Rinciannya, Banjarbaru 13 kasus dengan luas 12,64 hektar. Tanah Laut 13 kasus atau 11,495 hektar.

Kemudian, Kotabaru 8 kasus atau 8 hektar. Disusul, Balangan dan Tanah Bumbu masing-masing 3 kasus dengan luas lahan 7,81 hektar. Kabupaten Banjar 2 kasus dengan luas lahan 3 hektar.

Terakhir, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah dan Tabalong masing-masing 1 kasus dengan luas lahan terbakar 9,5 hektar.

Baca Juga:Atasi Krisis Air Bersih Saat Kemarau, PDAM Intan Banjar Bentuk Tim Khusus

Baca Juga:Pipa PDAM Intan Banjar Bocor di Jalan Mr Cokrokusumo

Reporter: Riyad Dafhi R.
Editor: Fariz Fadhillah